Kamis, 04 November 2010

Aku pernah berfikir, bahwa setiap manusia pasti ingin memiliki seorang kekasih. Kekasih yang akan terus bersamanya, sehidup semati, dalam suka maupun duka tak akan terpisahkan. Sekarang, aku memilih amal sholeh sebagai kekasihku. Karena ternyata hanya amal sholeh-lah yang akan terus menemaniku, bersamaku, bahkan menemaniku dalam kuburku, kemudian amal sholehku pula lah yang menemaniku menghadap Allah.

Aku pernah berfikir, setiap manusia pastilah punya goresan masalah dengan manusia lain, sehingga wajar jika manusia memiliki musuh masing-masing. Kini aku memilih menjadikan setan sebagai musuh utamaku, sehingga aku lebih memilih melepaskan kebencian, dendam, rasa sakit hati, dan permusuhanku dengan manusia lain.

Aku pernah selalu kagum pada manusia yang cerdas, dan manusia yang berhasil dalam karir, atau kehidupan duniawinya. Sekarang aku mengganti kriteria kekagumanku ketika aku menyadari bahwa manusia hebat dimata Allah, adalah hanya manusia yg bertaqwa. Manusia yg sanggup taat kpd aturan main Allah dlm menjalankan hidup n kehidupannya.

Dulu aku akan marah dan merasa harga diriku dijatuhkan, ketika orang lain berlaku zhalim padaku, menggunjingkan aku, menyakiti aku dengan kalimat-kalimat sindiran yg disengaja untuk menyakitiku. Sekarang aku memilih utk bersyukur dan berterima kasih, ketika meyakini bahwa akan ada transfer pahala dr mereka untukku jika aku mampu bersabar... Dan aku memilih tidak lagi harus khawatir, karena harga diri manusia hanyalah akan jatuh dimataNya, ketika dia rela menggadaikan dirinya untuk mengikuti hasutan setan.

Dulu aku yakin, dgn hanya khatam Al Qur'an berkali-kali maka jiwaku akan tercerahkan. Kini aku memilih untuk mengerti dan memaknai artinya dengan menggunakan akalku, dengan mengaktifkan qolbuku dan mengamalkannya dalam keseharianku, maka pencerahan itu baru bisa aku dapatkan.

Ketika aku harus memilih...bantu aku Yaa Rabb, utk selalu memilih yg benar dimataMu...

I DIDN'T MEAN TO...♥●♥_◕_♥●♥

Pernahkah suatu kali kita menemui bahwa ternyata secara tak sengaja telah tersakiti hati orang-orang lain di sekitar kita. . .

Kita melangkah memulai hari tanpa mengerti bahwa kemarin, dua hari lalu, atau hari-hari sebelumnya lagi, entah berapa banyak orang yang tak berkenan dengan apa yang telah kita lakukan.

Walau tanpa sadar, walau tak bermaksud demikian, namun hati yang terlanjur tersakiti, sulit tuk dipulihkan lagi. . .

Suatu kali, saat menjalani tingkat pertama perkuliahan, seseorang pernah berkata pada saya, "Kamu galak banget ya?"

Ups! Saat itu saya benar-benar kaget.

Galak? Ya, mungkin juga sih. Rasanya saya memang tidak pernah seperti si A, teman saya, yang bisa dengan ramainya berkicau menyapa setiap orang yang ia lewati di lorong kampus. Kemudian saya pun bertanya lebih lanjut , mencoba memahami "complain" yang saya terima hari itu.

Teringat waktu kelas dua SMU dulu. Saat saya dan teman-teman lain menjadi pngurus Rohis SMU.

Berkutat dengan pelajaran, sekaligus aktivitas kepengurusan, setiap hari rasanya ada saja bahan rapat sepulang sekolah.

Capek? Sudah pasti.

Tapi entah kenapa saya menyukai semua aktifitas itu. Sepertinya bila hari belum gelap, belum waktunya untuk pulang ke rumah.

Tanpa sadar, aktifitas ini itu di sekolah serta tuntutan harus mencapai nilai-nilai yang baik, plus beberapa permasalahan yang juga saya hadapi di rumah, membuat sedikit tekanan yang akhirnya terbawa pada perilaku.

Saya mungkin tak menyadari, tapi tidak dengan yang lain.

Hari itu, saya dan teman-teman sedang duduk-duduk di depan mushola sekolah. Tiba-tiba teman saya memanggil, "Kamu dicariin tuh, sama anak kelas 1-5." Saya menoleh ke belakang, rupanya sedari tadi sudah berdiri dua orang anak kelas satu.

Dua-duanya saya kenal, mereka anak-anak kelas satu yang rajin menghadiri acara Keputrian tiap Jumat. "Kenapa, dek?" tegur saya. Mereka mendekat, salah satunya menyodorkan sebuah buku, "Ng... ini kak, mau kembaliin bukunya. Maaf kelamaan minjemnya," katanya dengan suara sangat pelan.

Saya mengangguk sambil tersenyum kecil, dan mengambil buku tersebut.

Mereka lantas lekas pergi setelah mengucapkan salam.

Kemudian seorang teman saya yang lain berkata, "Eh, kemarin mereka nanya ke aku, tentang kamu."

Saya menatapnya heran, "Tanya apa?" "mereka tanya, "Kakak yang itu, maksudnya kamu, galak nggak sih?"

Saya terhenyak. . . .

Pantas, tadi tampaknya mereka menghampiri dengan raut takut-takut dan suara nyaris tak terdengar. Saya berusaha keras mengingat-ingat, apa sih yang sudah SAYA lakukan sampai-sampai adik kelas takut kepada saya. Lalu saya hanya bisa nyengir pahit, karena saya tak berhasil mengingat apapun.

Pernahkah kita menyadari bahwa bisa jadi hari ini kita telah mengecewakan banyak orang?

Kita mengira bahwa hari ini telah dilewati dengan lancar tanpa gangguan dan kita akhiri hari dengan tidur nyenyak. Namun ternyata tadi pagi, saat kita lupa mencium tangan orang tua untuk pamit, terbersit sedikit kecewa di hati mereka.

Tadi pagi, saat membayar ongkos bis, kita memberikannya dengan sodoran yang kasar hingga pak kondektur bis bertambah lelah dan penatnya bahkan merasa terhina.

Tadi pagi, saat masuk ruangan kantor, kita lupa menyapa dan memberi salam dan senyum pada pak satpam dan beberapa teman yang sudah datang, hingga yang kita suguhkan hanyalah wajah lelah sehabis turun naik bis dan kerut kening pertanda banyak kerjaan kantor yang harus diselesaikan hari itu.

Pernahkah terpikir oleh kita, bahwa sedikit kesan tak enak yang orang lain tangkap dari tingkah laku kita, dapat membekas begitu dalam tanpa kita menyadarinya.

Membuat mereka merasa sedih, kecewa, kesal, atau bahkan marah pada kita.

Tanpa kita menyadari, bahwa hari itu telah kita lewati dengan menyakiti hati begitu banyak orang.

Dan saat hati-hati mereka telah luka, rasanya tak lagi berarti permohonan maaf kita saat kita ucapkan,

"I didn't mean to..."

Seorang sahabat pada jaman Rasulullah SAW pernah dijamin masuk surga sebab ia memiliki kebiasaan selalu memaafkan dan melapangkan hati bagi setiap orang yang mungkin telah menyakiti hatinya hari itu.

Namun kita tak pernah bisa memastikan, apakah memang kesalahan-kesalahan kita -yang tak disadari itu- telah dimaafkan oleh orang-orang yang telah sedih, kecewa, kesal, dan marah pada kita.

Kita tak pernah bisa memastikan, sampai kita harus memohon pada mereka untuk memberi maaf. Hingga tak lagi kesalahan-kesalahan itu memberatkan diri kita di akhirat kelak.

Walau kita pikir itu kecil, walau sepertinya itu tak berarti banyak buat diri kita.

Kesalahan yang tak disengaja, terkadang membuat kita sendiri heran. Kapan ya saya melakukan hal itu?

Benar tidak ya, saya telah bersikap kasar padanya?

Ah, saya kan tidak bermaksud begitu. I didn't mean to.

Dan sekian banyak pemaafan yang kita ukir untuk diri kita sendiri, tanpa peduli apakah orang tersebut masih merasakan sakitnya hingga kini.

Tak usah alasan itu dicari.

Mari mulai memperbaiki, mulai saat ini. Sebab kita tak pernah tahu kapan diri kita pernah menyakiti. 

semangat sahabat hati.... :-)

rki

Rabu, 03 November 2010

Tunggu Apa Lagi Buat Berjilbab? Segeralah Berjilbab Hey Muslimah!

Assalamualaikum Wr.Wb
Bismillahirrahmanirrahim..

Kemaren-kemaren, nggak sengaja lagi liat-liat notes di facebook, eh liat ada satu notes yang membuat tertarik. Judulnya “Ayo-Ayo Jilbabnya Dipake Ibu-Ibu” di facebooknya Maghleb Yudinna Elmir. Dan ternyata isinya keren banget, sumpah! Dan penulis aslinya itu bernama Sutan Gilang Pamenan. Langsung deh gw add aja orangnya. Dan nggak lama, terbesit deh pengen bikin notes tentang ini juga. Makasih ya Sutan Gilang Pamenan yang udah menginspirasi ^_^

KENAPA HARUS PAKE JILBAB?

1. DALIL

Surat An-Nur (24) ayat 31 :
“Katakanlah kepada para perempuan yang beriman, hendaklah mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakan perhiasannya (auratnya), kecuali yang biasa terlihat darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakan auratnya KECUALI kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra suami mereka, saudara lelaki mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, para perempuan (SESAMA ISLAM), hamba sahaya yang mereka miliki, pelayan laki-laki tua yang tidak mempunyai keinginan terhadap perempuan, atau anak-anak yang belum mengerti aurat. Dan janganlah mereka menghentakan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada ALLAH, wahai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung”

Surat Al-Ahzab (33) ayat 59 :
“Hai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka MENGENAKAN JILBABNYA ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan ALLAH maha pengampun lagi maha penyayang”

2. HUKUMNYA WAJIB

Setelah baca dalil yang di atas, sekarang udah pada tau kan, menutup aurat HUKUMNYA WAJIB! Kalo amalan wajib nggak dikerjain, dapetnya apa coba? DOSA! Nah kalo udah dosa, terus masuknya kemana coba? NERAKA! Nah terus kalo udah di neraka, bakal diapain coba? Suatu hari Rasulullah pernah diperlihatkan siksaan wanita yang tidak menutup aurat di neraka, dan beliau sangat terkejut melihat rambut wanita itu ditarik kebelakang, diikat dengan kakinya sehingga tertarik, dan puting susunya diberi api, dibakar hingga hangus. Lalu dijadikan seperti semula lagi. Mau kayak gitu? Kalo gw cewek sih, jawabannya ENGGAK!. Makanya pada sadar nggak, wanita yang nggak berjilbab itu terus dan terus mengumpulkan dosa, tiap bulan, minggu, hari, jam, menit, bahkan detik karena terus memperlihatkan auratnya kepada orang lain. Kebayang nggak udah berapa kontainer dosa yang kalian kumpulkan selama ini hanya gara-gara nggak pake jilbab? Belum dosa-dosa yang lainnya. Astagfirulloh. Mungkin, kenapa sebagian besar penghuni neraka itu diisi sama kaum wanita, gara-gara ini salah satunya. Ya berdoa aja semoga besok lo masih hidup dan masih sempet bertobat sama Allah, dan make jilbab tentunya. Satu lagi, kalo amalan wajib aja masih belum lo lakuin, buat apalagi lo masih menganggap ini agama lo. Cepet pindah agama kalo nggak mau pake jilbab, atau cepet revisi KTP lo khusunya pas pertanyaan apa agama anda dengan jawaban “ISLAM (HANYA DISINI)!”. Semoga umur lo semua masih panjang.

3. BUKAN CUMA LO YG MASUK NERAKA! ORANG TUA LO JUGA!

Baik buruknya anak, soleh tidaknya anak, itu semua adalah tanggung jawab orang tuanya. Dan apa yang terjadi pada diri lo, itu sangat berpengaruh buat orang tua lo. Makanya, itu kenapa mereka ngajarin soal agama buat lo dari kecil, ngebimbing lo solat, bangunin lo kalo kesiangan bangun buat solat, itu semua dilakuin biar nanti pas dimintain pertanggungjawaban sama ALLAH orang tua lo bisa jawab dengan tenang dan bangga, dan akhirnya masuk surga. Kalo lo berbuat baik, jadi anak soleh, ya orang tua ikut dapet untungnya dan ikut masuk surga bareng lo. Tapi kalo lo jadi anak yang nggak soleh, terus-terusan berbuat dosa, terus-terusan melakukan keburukan, terus-terusan nggak pake jilbab, rela AYAH dan IBU lo ikutan disiksa di neraka cuma gara-gara lo? Mereka udah rajin banget solat malem, mereka udah rajin baca al-quran, mereka udah rajin puasa, mereka udah banyak zakat, mereka juga udah pergi haji, mereka udah ngumpulin pahala yang amat banyak. Tapi tetep aja mereka masuk neraka HANYA GARA-GARA LO, anaknya yang nggak mau pake jilbab! Yang terus-terusan berbuat dosa! Woi Ibu lo woi, yang udah ngelahirin lo, yang udah mengasuh lo dari kecil, yang udah mendidik lo, yang ngerawat lo, yang menyayangi lo sepenuh jiwa, tapi lo malah ngebales dengan hal yang sangat-sangat nggak pantes, NGIRIM IBU LO KE NERAKA! Tega lo, hah? Ayah lo, yang udah kerja pagi siang sore malem nyari duit buat lo, nyekolahin lo, mau capek kek mau kepanasan kek mau pegel-pegel kek semuanya nggak peduli cuma demi lo, demi anaknya, eh anaknya malah ngirim dia ke neraka! Sumpah gw nggak bisa bayangin betapa kejamnya lo! Astagfirulloh. Semoga besok pas lo mau berangkat ke kampus nggak ada kecelakaan yang bikin lo meninggal padahal lo belum sempet bertobat!

4. MENGHINDARI MAKSIAT

Nggak bisa dipungkiri, banyaknya kasus perkosaan yang terjadi akhir-akhir ini, terlepas dari bejatnya orang itu, juga disebabkan oleh para wanita yang selalu menghumbar auratnya. Mereka sang pemerkosa, melihat TV, melihat artis-artis yang seksi macam Jupe, Azhari bersaudara, Miyabi, dll dan akhirnya tergoda. Sekali melihat ada cewek dengan baju ketat berjalan, kulit putih, rambut panjang, celana jeans sangat ketat, apa nggak tergoda buat merkosa coba? Barusan minggu kemaren, ada kasus perkosaan di deket danau UI, satu cewek diperkosa sama 9 orang yang notabene adalah temennya sendiri. Beruntung itu bukan lo, tapi siapa yang bisa jamin besok-besok bukan lo yang jadi korban selanjutnya? Waktu lagi di angkot, di kereta, di bis, ada segerombolan nyulik lo, terus memerkosa lo, itu yang lo mau? Terserah sih. Semoga di jalan takdir lo nggak ada tuh yang namanya “Jadi Korban Pemekorsaan”, amin. Selain itu, kalo kata si Gilang, 85% cowok-cowok itu bakal MASTURBASI setelah melihat rok pendek, tengtop warna warni, hitam, apalagi tembus pandang kalo basah, baju super ketat yang sangat membentuk, rambut panjang, dada, belahan dan sekitarnya itu, pantat yang sengaja diumbar waktu berjalan, penampakan yang bersifat keberuntungan, dll. Lo mau jadi bahan masturbasinya cowok-cowok? Naudzubillah! Tolong dong, jangan memancing orang lain berbuat dosa hanya gara-gara lo yang selalu pake pakaian ketat dan seksi ke kampus. Semoga pas besok bangun pagi lo masih bisa bernafas padahal lo belum tobat.

5. IZZAH (HARGA DIRI)

Suatu hari nanti lo bakal nikah kan? (ya siapa sih yang nggak mau nikah). Pernah ngebayangin nggak, aurat lo, dari ujung rambut sampai ujung kaki itu udah lo umbar-umbar ke semua orang padahal mereka bukan suami lo, dan waktu suami lo liat lo, itu nggak ada kesenangan tersendiri karena lo udah terlalu sering diliat sama cowok-cowok mana aja. Tolong dong, hormati calon suami lo nantinya. Jangan egois. Kalo kata si Azzam di film KCB 2, “Saya nggak sanggup punya calon istri yang KECANTIKANNYA (wajah dan tubuhnya) sudah dikonsumsi orang banyak!” Orang yang baik akan mendapatkan jodoh yang baik, begitupun sebaliknya. Hahaha gimana lo mau dapet jodoh yang soleh, tampan, gagah, mapan, dewasa, baik, pokoknya sesuai impian lo kalo lo nya aja masih nggak bener? Semoga nanti pas makan lo nggak keselek terus meninggal padahal lo belum sempet bertobat dan make jilbab tentunya. Selain itu, jilbab juga merupakan lambang suci agama kita. Coba deh kita lihat agama lain, kristen misalnya. Mereka sangat bangga sekali mengenakan kalung salib di lehernya, sebagai tanda suci agama mereka. Kenapa lo mesti malu pake jilbab yang notabene lambang suci umat islam? Sekarang gw tanya, lo islam bukan? Islam beneran apa KTP doang? Buktiin kalo lo bener-bener islam dan nggak cuma KTP dan turunan nenek moyang doang. Terus ada survei juga, kebanyakan orang yang pake jilbab itu jadi tambah cantik lo. Nah sekarang gw balikin buat semua yang nggak pake jilbab, mending lah kalo lo udah cantik duluan sebelum pake jilbab, nah kalo lo jelek? Hah? Masih ngga mau pake jilbab? Semoga nanti lo nggak kesandung terus meninggal padahal lo belum sempet bertobat. Umur seseorang siapa yang tahu.

6. MENJALIN KEDEKATAN SAMA ALLAH SWT

Nih buat contoh ya, kalo lo lagi butuh duit banget nih buat belanja ini belanja itu, gimana cara lo ngerayu buat minta duit sama nyokap? Pasti lo baik-baikin dulu kan. Lo lakuin semua perintahnya dan lo jauhin semua larangannya. Kalo udah gitu, pasti deh lo bakal dikasih uang. Nah ini sama kayak lo berdoa sama ALLAH. Gimana doa lo mau dikabulin kalo hal yang dilarang-Nya aja masih lo lakuin. Gimana IP lo mau cum laude, gimana masa depan lo mau cerah, kalo lo masih belum menuruti apa perintah-Nya. Semoga nanti lo nggak kesetrum komputer terus meninggal padahal lo belum sempet bertobat. Umur seseorang siapa yang tahu.

ALASAN² BELUM MAU MEMAKAI JILBAB!

1. BELUM MAU RUL!

Hahahaha ini adalah alasan pertama yang paling sering diutarakan sama cewek-cewek yang belum pake jilbab. Kalo kita ngomong mau atau nggak mau, itu mah relatif. Sekarang gw tanya balik, harus nunggu sampe kapan biar lo mau pake jilbab, hah? Nunggu sampe ada bendera kuning terpampang di depan rumah lo, pertanda salah satu orang tua telah berpulang lebih dulu, terus lo baru mau make jilbab, gitu. Kasian orang tua lo, keburu masuk neraka duluan! Mau nunggu apa lagi? Nunggu sampe lo kecelakaan dulu, sekarat, ada diambang kematian, kaki tangan bahkan leher patah, baru lo tobat dan make jilbab? Atau nunggu sampe ada gempa melanda Jakarta dengan skala 10 ritcher baru lo tobat? Alasan belum mau itu cuma KLISE, ingat KLISE! Semoga umur lo masih panjang dan nggak kesisa 2 jam buat bertobat dulu sama ALLAH baru pake jilbab. Kalo kata salah satu temen gw yang udah pake jilbab, NGGAK ADA KATA BELUM SIAP DAN BELUM MAU BUAT CEWEK TUK PAKE JILBAB! Emang lo nya aja yang masih 100% dikuasain setan dan nggak kuat ngelawan godaannya. Mumpung masih ada besok buat lo bertobat sebelum lo mati besok lusa, siapa tahu.

2. BELUM SIAP RUL! KERUDUNGIN HATI DULU, BARU PAKE KERUDUNG JILBAB!

Ini juga adalah alasan kedua yang paling sering diungkapkan para cewek-cewek buat alasan mereka kenapa nggak pake jilbab. Heh para wanita, kalo hati lo itu yang ngeliat CUMA ALLAH. Tapi kalo muka lo, dada lo, perut lo, paha lo, dan seluruh bagian tubuh lo itu yang ngeliat orang-orang banyak! Alasan yang sangat tidak logis! Terus soal belum siap? Sebenernya apa sih yang harus dipersiapkan? Beli jilbab dulu, baju-baju panjang, peniti, iket rambut, harus nyiapin apalagi? Jujur gw bingung banget! Sumpah! Apa sebenarnya yang harus dipersiapkan? Inget, di Al-Quran itu, ngerudungin hati dan ngerudungin rambut itu harus dilakukan bersamaan. Semoga besok lo masih bisa bangun dan bernafas lega dan belum meninggal.

3. BELUM DAPET HIDAYAH!

Ini alasan yang paling nggak masuk akal dibanding alasan yang lain. Pada tau nggak sih, HIDAYAH ITU UDAH ALLAH SEBAR KE SELURUH PENJURU DUNIA, tergantung kitanya aja mau ngambil apa enggak. Jangan pernah bilang ALLAH belum ngasih hidayah karena hidayah itu udah ada dimana aja, kapan aja, dan melalui siapa aja. Jadi kalo ada cewek yang nggak make jilbab hanya karena alasan belum dapet hidayah, dia aja bego yang nggak mau ngambil hidayah itu. Katanya anak UI, pada pinter kan? Semoga besok pas lo berangkat ke kampus, mobil atau motor lo nggak kecelakaan ditabrak truk gede.

4. TAKUT PAS UDAH PAKE, NANTI KEBUKA LAGI!

Sekarang gw tanya, emang lo udah ngerasain rasanya pake jilbab (khusus buat cewek-cewek yang belum make jilbab)? Terus darimana lo yakin kalo lo make jilbab bakal ngelepas lagi? “Kan takutnya rul?”, ih kenapa lo udah suudzon duluan padahal lo nyobain aja belum. Teman-temanku tercinta, gw jamin deh, walaupun kemungkinan itu pasti tetep ada, peluang untuk nyopot lagi susah terjadi kok. Allah itu pasti ngejagain kita kok, ngelindungin kita, dan menguatkan hati kita agar terus istiqomah dijalan-Nya kalo udah pake jilbab. Lagian kalo di kampus kayak UI gini, pasti lo malu lah kalo udah make jilbab tiba-tiba dicopot lagi, kuat ngadepin malu sebesar itu? Yakin kuat akan segala cibiran dan gunjingan? Gw sih enggak! Malu satu angkatan, malu satu fakultas, satu universitas, satu gang di rumah, malu di segala tempat! Pokoknya yang penting sekarang, lo pake jilbab dulu deh! Mending make kan, daripada tidak pernah sama sekali? Semoga ALLAH masih memanjangkan umur lo, amin.

5. MASIH BANYAK KOK YG BERJILBAB PACARAN, BERZINA & BERBUAT MAKSIAT LAINNYA!

Ini nih yang jadi alesan paling sulit dijawab, tapi tetep aja sama kayak alasan-alasan yang udah kayak di atas, KLISE! Pertanyaan pertama, presentase cewek berjilbab yang bener sama yang binal berapa jauh sih perbandingannya? Hah? Gw yakin lo pasti bisa jawab sendiri. Hampir sebagian besar wanita berjilbab yang masih ancur kayak gitu, biasanya karena menjadikan jilbab sebagai pelampiasannya aja, atau mungkin buat penutup identitas, semuanya terjadi karena pas make jilbabnya tidak dilandasi keikhlasan dalam hati, tidak takut pada ALLAH, tidak takut dosa, dan hanya karena pemaksaan (biasanya). Di sekolah diwajibin pake jilbab lah, disuruh orang tua lah. Makanya tunggu apalagi, segera bulatkan hati untuk segera pake jilbab. Semoga umur lo masih panjang dan masih sempet bertobat dan pake jilbab. Satu lagi, pernah liat nggak anggota DPR kita kalo lagi pake jas lengkap sama pas lagi pake baju tidur atau kaos oblong biasa? Pasti pas lagi pake jas lengkap, pantofel, rapi, dia akan menjaga kelakuan perkataan dan wibawanya kan? Dia ingin selalu menjaga image di depan orang banyak karena dia memang sedang menggunakan jas lengkap alias seorang anggota DPR. Nah kalo lagi pake kaos oblong biasa? Pasti ngomong juga ceplas-ceplos aja kan? Begitupun jilbab. Kalo lo udah pake jilbab, sensasinya beda deh. Lo pasti akan lebih menjaga diri lo sendiri, baik perkataan lo, kelakuan lo, sifat lo, itu pasti deh tanpa lo sadari juga. Semoga ntar malem nggak ada gempa 8.5 skala ritcher yang bikin lo ketiban lemari dan meninggal seketika.

6. BUKAN ANAK GAUL NANTI KLO PAKE JILBAB, GERAH LAGI!

Au ah! Gw males jawab alesan yang satu ini. Sebenernya apa sih yang memotivasi lo tuk jadi anak gaul? Anak yang nggak kuper, yang nggak kolot karena masih mengenakan jilbab panjang? Emang kalo lo jadi anak gaul lo bakal dapet apa sih? Pacar yang banyak? Dihormati orang? Dianggep keren sama orang-orang? Sekarang lo pilih, pengen jadi anak gaul dunia apa anak gaul surga, hah? Atau lo lebih milih jadi anak gaul neraka? Apalagi sih yang lo semua takutin? Lagian, siapa yang bilang cewek yang berjilbab itu nggak gaul? Siapa, hah? Alesan apalagi sih, takut nggak dapet jodoh? Heh, pas lo lahir tuh udah tertulis 3 hal di Lauhul Mahfudz, REZEKI lo, KAPAN MATI lo, dan JODOH lo. Jadi jangan bilang takut nggak bakal dapet dan susah nyari jodoh deh! Soal gerah, gw akan pake hipotesis yang sama. Gerahnya di neraka sama gerah di dunia berapa kali lipat ya perbandingannya? Ada satu sumber yang bilang, satu kali hembusan paling kecil api neraka aja udah bisa bikin bumi hangus terbakar tanpa sisa, gimana kalo lo yang dibakar pake api itu? Nggak usah jauh-jauh di neraka deh. Di padang mahsyar aja, yang ada sembilan matahari udah gitu jaraknya sejengkal pula, berapa kali lipat ya sama gerahnya di dunia yang cuma ada satu matahari udah gitu jaraknya berjuta-juta kilometer? Semoga lo nanti nggak keselek waktu sarapan terus epiglotis lo ketutup dan lo langsung meninggal.

7. SEMUANYA KAN BUTUH PROSES DAN WAKTU YANG LAMA!

Khusus untuk jawaban dari alesan yang satu ini, udah selalu gw cantumin di setiap akhir paragrap di artikel ini. SEMOGA LO MASIH PANJANG UMUR DAN MASIH SEMPET BERTOBAT SAMA ALLAH, TERUS PAKE JILBAB. Umur seseorang siapa yang tau woy. Pas lo tidur, pas lo makan, pas lo berangkat ke kampus, pas lo naik tangga buat kuliah, pas lo buang air, pas lo lagi BBMan dan FBan, SIAPA YANG BISA NGEJAMIN LO NGGAK BAKAL MATI. 1 jam, 2 jam, 3 jam, atau mungkin setengah jam malah sisa umur lo, siapa yang tau? Masih mau nunggu proses dulu yang sama sekali nggak beralasan dan nggak ilmiah! Lagi-lagi, semua ini terserah lo. Contohnya aja, kayak si Usain Bolt, si pelari handal itu. Dia nggak bakal menangin tuh olimpiade kalo nggak ada LANGKAH PERTAMA! Kapan lo mau berubah kalo nggak ada langkah pertama dari diri lo sendiri? Semoga pertemuan lo dengan malaikat izroil masih panjang.

PESAN TERAKHIR

Untuk seluruh teman-temanku tersayang, cepatlah sadar dan bertobat. Gw berusaha mengingatkan. Maaf sebelumnya kalo terlalu plak-plok dan kasar kata-katanya. Kalo lo-lo semua pada nggak suka, silahkan omelin gw sesuka hati lo. Gw siap nerima dan mendengarkan asalkan kalian semua pada pake jilbab. Mungkin bahasa yang gw pake nggak sejago Khalil Gibran yang bisa bikin sampe nangis-nangis pas baca tulisannya. Gw juga nggak sekreatif Archimedes waktu nemuin Hukum Archimedes itu. Gw juga nggak sepinter Plato yang pemikirannya terus dipake sampe sekarang. Dan gw juga nggak sealim Bilal bin Rabbah yang bakiaknya aja udah kedengeran suaranya di surga. Gw ini ya Amrul, orang yang nggak tau apa-apa, sok tau, sok alim, dan sok pinter.

Gw ingetin lagi ya, hidup di dunia itu NGGAK LEBIH DARI 2% dari total kehidupan lo! Tapi dengan 2% itulah lo menentukan nasib seluruh kehidupan lo, lo bahagia (di surga) atau lo sengsara (di neraka). Lo mau kehidupan lo yang masih sangat-sangat panjang bahkan bakal kekal nanti pas di akherat ancur semua gara-gara kehidupan lo di dunia yang cuma 2% bahkan kurang malah? Sia-sia men 98% hidup lo yang lain. Makanya mulai sekarang, berhentilah hanya memikirkan dunia, dunia, dan dunia. Berhentilah hanya bersenang-senang, jalan-jalan, shoping, nongkrong, kurangin lah kegiatan lo ini. Hadistnya tuh, Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selamanya di dunia, tapi Beribadahlah kamu seakan-akan kamu mati besok! Berhentilah berbuat dosa, ya dengan make jilbab ini salah satu caranya.

Sekali lagi, kalo nggak suka silahkan protes dan omelin gw. Buat yang udah pake jilbab tapi belum panjang dan pake rok, terus berusahalah dan tetap istiqomah. Tolong di share dong pengalamannya buat temen-temennya yang lain yang belom pake jilbab. Sekali lagi maaf sebesar-besarnya. Semoga umur kita masih panjang dan masih sempet buat bertobat. Jangan sampe nunggu suatu hal terjadi dulu baru lo sadar dan bertobat. Penyesalan adanya selalu belakangan woy! Jadi, tunggu apalagi? Lagi-lagi, semua itu TERSERAH LO, gw nggak mau ikut campur lebih jauh lagi. Tugas gw cuma mengingatkan, SAMA SEKALI NGGAK MEMAKSA.

CATATAN PRIBADI UTUH WIBOWO:
Semoga para ukhti diberikan kelapangan untuk memakai jilbab, diiringi dengan keikhlasan hati.

SUDIKAH ANDA MELIHAT TEMAN, SAHABAT, SAUDARA, KELUARGA, DAN MUSLIMAH LAINNYA TERMASUK GOLONGAN AHLI NERAKA? OLEH SEBAB ITU, BAGI YANG SUDAH BERJILBAB: TERANGKAN & SAMPAIKANLAH KEPADA SEMUA WANITA MUSLIMAH LAINNYA AGAR KITA SEMUA TERMASUK GOLONGAN AHLI SURGA!

Bagi siapapun yang membaca note ini:
“MOHON & WAJIB DISHARE SERTA SAMPAIKAN KEPADA SELURUH WANITA MUSLIMAH. KABARKANLAH BERITA INI KEPADA MEREKA SEMUA.”

Disadur dari: http://amrul12.blogspot.com/2009/10/harus-nunggu-apa-lagi-sih-buat-pake.html
copas dari notes mas Utuh Wibowo,,

Senin, 01 November 2010

tantang diri

Aku mungkin bukanlah pelangi...

Yang mampu memberi keindahan selepas hujan...

Pun aku tak secantik bidadari yang sanggup mempesona setiap lelaki......

Dan memang bukan itu yg kuingini..

Tapi diri ini hanya berusaha untuk memberi warna yang berarti...

Tak hanya sekedar berbeda tapi juga bermakna...

Meski ku sadari...

Diri tak pernah terlepas dari salah ucap, tindak dan pemikiran...

Walau terkadang diam secara lisan...

Tapi hati dan akal tetap merasa dan berandai...

Hingga kadang terlupa dengan batasan...

Dan jatuh pada praduga dan prasangka....

Maafkan diri jika kadang berlebihan dalam merasa...

Atau terlewat dari batas ketika menduga...

Sungguh...terkadang menyadari setelahnya...

Hingga hanya sesal yang mampu dirasa..

Tapi tiada merubah apa-apa...

(Coretan di kala sedikit jenuh dengan rutinitas...Duh, Allah...ampunkan diri jika masih kurang bersyukur...)

CATATAN TENTANG PATAH HATI

RKI

Ini hanya sebuah catatan, ehm… catatan patah hati !! jika mendengar kata itu pasti yang terlintas dibenak saya dan pasti kita semua adalah tentang cinta yang kandas, tentang cinta yang putus sampai disini saja, tentang perpisahan, tentang airmata yang berlinang, tentang perihnya hati seperti tersobek sobek, berdarah darah, teriris iris, dan semua yang menyebabkan dunia serasa mengalami kiamat kubro, kata nya “lebih baik sakit gigi daripada sakit hati” hahahha apa iya sih patah hati seperih itu lukanya *tanya aja sama diri lo sendiri De* untuk yang kesekian kalinya hati nurani saya menjerit kejepit.

Hati sanubari saya kadang berputar putar menari nari mencari jawaban kenapa sih cinta yang putus itu diberi judul patah hati, apa tidak ada istilah lain yang lebih indah gitu, misalnya “reinkarnasi cinta” atau “metamorposis hati” atau “kepompong basi” hahaha… pokoknya jangan pake istilah hati yang patah lah, padahal kan sebenarnya gak separah itu bukan? tapi sudahlah, toh apapun istilahnya tetap saja putus kan? jadi gak penting lagi istilah yang penting adalah bagaimana ketika cinta itu kandas, ketika cinta itu tak lagi tersambung, ketika cinta itu tidak lagi mau menjadi milik saya, dan ketika si dia tak mau lagi menjadi tempat penitipan hati saya

Jika begini keadaannya maka patah hati sama dengan atau identik dengan airmata, apa iya? gak juga, patah hati itu identik dengan hikmah, coba lihat catatan saya dibawah ini:

Ah seharusnya saya bersyukur masih diberi rasa patah ini oleh ALLAH, masih bisa menangis, itu artinya saya masih punya hati kan? bukan hanya sekedar hati, tapi hati yang sensitive,yang lembut danyang mampu bahagia dan luka, dan airmata yang mengalir ini bisa membersihkan kelopak mata saya yang kusam menjadi bening kembali karena airmata yang berlinang membawa semua kotoran dimata sehingga bening kembali kelopak mata belo milik saya bayangkan kalo kita gak nangis sebulan, apa gak perih tuh mata, menagislah karena mencintai ALLAH pada saat kita sendiri… airmata ini lebih bernilai pahala daripada nangisin si dia, orang yang ditangisin gak tahu koq kita nangis.

Maka nikmat yang mana lagikah yang sanggup saya pungkiri, bahkan didalam air yang berlinang melalui mata ini, ALLAH menitipkan kasih sayangnya.

Kemudian saya mulai berpikir mungkin ada lagi nikmat ALLAH di balik kata patah hati ini, coba bayangkan, pada saat jatuh cinta kemarin mendengar suara telephon si dia lebih indah ditelinga saya dari suara adzan, sms mesra dari sang pujaan hati lebih sering saya baca baca dan berulang ulang agar lebih mengerti artinya dan lebih bergetar mencintainya, lalu seberapa sering saya membaca ulang sms sms dan surat cinta, email dari si dia daripada saya membaca surat cinta dari ALLAH yang tertuang lewat AlQuran? ah sungguh cara mencintai yang salah kaprah.

Dan kini setelah tak ada lagi sms darinya, tak ada lagi suara indahnya, hikmah mulai terlihat bahwa dibalik hati yang teriris iris berdarah darah ini ALLAH hendak mengembalikan saya kepada cintanya ALLAH, apa ada cinta yang lebih indah dari cinta sang pemilik napas ini? gak ada kan, maka nikmat ALLAH yang mana lagikah yang sanggup saya pungkiri? dibalik patah hati ini ALLAH menyelamatkan saya dari cinta yang salah, sahabat saya bilang “cinta itu berhala jika salah menafsirkan, kita menyembah dan memuja cinta melebihi menyembah dan memuji ALLAH” nauzubillahimindzalik, cinta gak salah sih mungkin hanya tidak tepat ketika saya lebih mencintai sang pujaan hati daripada mencintai ALLAH.

Ketika saya kehilangan si dia, setiap kali saya ingat dia, saya mulai gelisah, keluar keringat dingin, bengong mikirin langit kenapa warnanya biru, padahal sudah dari sananya emang biru warnanya, merasa bahwa hanya saya didunia ini yang hatinya patah, maka saya ingat ucapan guru mengaji saya “De, hanya dengan mengingat ALLAH hati menjadi tenang” maka yang saya lakukan kemudian adalah membeli tasbih yang digital agar saya bisa tetap dzikir dimanapun dan kapanpun, jika belum tenang juga saya membaca AlQuran sehingga selesai patah hati, khatam saya membaca AlQuran, ah sungguh dari patah hati ini ALLAH mengembalikan saya kepadanya, maka nikmat ALLAH yang mana lagikah yang sanggup saya pungkiri. Ditengah patahnya hati, saya khatam Quran dan berdzikir lebih banyak lagi, sehingga qualitas keimanan saya otomatis meningkat

Ingatlah bahwa ALLAH maha membolak balikan hati dan keadaan, jika hari ini ALLAH masih menitipkan cinta maka janganlah menjadikan cinta itu berhala dengan memujanya seolah olah dunia ini milik berdua, jumlah sms jadi lebih banyak dari jumlah rakaat shalat, jumlah pulsa telephon jadi lebih banyak dari rupiah yang kita sedekahkan, duduk berduaan ditempat sepi jadi lebih indah dihati daripada duduk tafakur diatas sajadah dan bermesraan dengan ALLAH dan jika ALLAH membolak balikan hati saya dan sidia dari cinta menjadi tak cinta maka ganti kata patah hati dengan syukur hati karena ALLAH lebih mencintai saya dari pada si dia, terbukti ALLAH mengambil saya untuk dikembalikan kedalam haribaan, limpahan kasih sayang dari kekasih hati yang baru dan selamanya yaitu ALLAH. Siapa sih yang gak mau jadi kekasih ALLAH, tenang, damai, indah, cukup rasanya hidup ini

Saya + ALLAH = Cukup.

ah sungguh nikmat ALLAH yang mana lagikah yang sanggup saya ingkari, bahkan hikmah begitu banyak ketika saya melihat kembali catatan dari gempa akibat patahan bumi, eh gempa dari patahan hati yang kemarin bukan menolak syurga dunia sebelum syurganya ALLAH, tapi ketika saya mencintai Manusia melebihi cinta kepada ALLAH, maka tunggulah hingga ALLAH menegur, takut kan? makanya, jangan keterlaluan lah.

Cinta karena ALLAH ﷲ

Cinta itu tumbuh secara tak terduga. Terkadang kau berpikir bahwa kau LEBIH BAIK mencintai orang tersebut. Namun ketika HATImu menolaknya kau tak akan mampu berbuat apa-apa. Biarlah perlahan-lahan hatimu, bersama dengan masa yang akan menghapusnya dari pikiranmu.Namun ketika HATImu membenarkan kau justru akan dibuat kebingungan karenanya. Kau justru akan berpikir ulang sebelum kau benar-benar yakin bahwa dialah cintamu yg sebenarnya.Cinta karena Allah adalah ketika kau mengerti, tak hanya kelebihan dari orang itu yang kau lihat, namun juga MEMAHAMI dan MENERIMA kekurangan-kekurangan yang dimilikinya. Sungguh pun kau baru boleh mengatakan bahwa "aku mencintainya" setelah kau benar-benar mengenalnya dgn sebenar-benarnya, yaitu baik dan buruknya.

Cinta itu adalah ketika timbul perasaan aneh disekujur tubuhmu baik ketika kau melihatnya, mendengarnya, ataupun ketika kau merasakan kehadirannya di dekatnya. Adakalanya kau selalu ingin dekat dengannya, namun yakinlah, bahwa jarak yang jauh terkadang justru mampu mendekatkan hati kalian. Dan juga sebaliknya, kedekatan tanpa ikatan pernikahan seringkali merenggangkan hati kalian.

Cinta karena Allah itu tidak akan pernah sebatas pada penampilan dan kecantikan. Adakalanya kau akan lebih mencintai sebongkah arang hitam daripada sebutir intan yang berkilauan. Karena sesungguhnya kau sadar bahwa kau membutuhkan sebuah kehangatan yang mampu mengusir rasa dingin dari jiwamu. Lebih daripada sekedar keindahan yang ternyata membuatmu beku kedinginan.

Cinta karena Allah itu TIDAK akan tumbuh dari kecantikan seseorang. Namun KECANTIKAN seseorang justru akan tampak ketika kau mencintainya. Adalah bagaimana kau bisa mencintainya karena akhlak dan agamanya, bukan pada rupa, harta, ataupun nasabnya. karena dengan inilah kau bisa menepis kefakiran, kehinaan, ketidak bahagiaaan, dan kemudian menggantinya dengan kemuliaan yang diridhoi oleh Allah SWT.

Cinta karena Allah akan membuatmu merasa tidak perlu memiliki meskipun dalam hatimu kau sangat ingin. Adalah bagaimana kau bisa ikhlas ketika dia ternyata lebih mencintai orang lain dan bahkan kau pun bisa berdoa agar mereka bisa berbahagia.

Cinta karena Allah tidak akan menggiringmu pada jurang kemaksiatan. Ketika kau melihat dia dan mencintainya, hal itu akan membuatmu semakin berbenah diri, kau menjadi mampu melihat kekurangan-kekurangan dirimu untuk kemudian memperbaikinya.


Cinta Karena Allah tidak akan membuatmu berpikir sempit, justru kau akan berpikir lebih jauh ke depan, lebih matang, lebih dewasa, dan ke arah yang lebih serius…!! Kau tidak akan berpikir dan membayangkan apabila kalian sudah pacaran, namun kau sudah berpikir ke arah pernikahan. Karena kau sadar bahwa ia jauh lebih kokoh, suci, berarti dan bermakna di hadapan Allah daripada sekedar pacaran. Cinta karena Allah terkadang tak tumbuh dengan sendirinya. Kita seperti layaknya diberi biji untuk ditanam. Lalu ia tergantung pada bagaimana kita merawatnya. Jika kita baik, maka baik pulalah perasaan itu, dan juga sebaliknya. Terkadang pula bisa jadi ia tumbuh dengan sendirinya. Ada saat dimana kau terkadang ingin membunuh saja perasaan tersebut namun entah mengapa kau tak berdaya. Karena sebenarnya bukanlah kita yang menumbuhkan perasaan cinta tersebut, namun Rabb yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang lah yang berkehendak atas segala perasaan itu.

Cinta karena Allah Bukanlah tentang bagaimana kalian saling memandang, namun bagaimana tentang kalian melihat ke arah yang sama, dan berjalan ke arah yang sama. Kalian sadar bahwa kalian tidak akan mampu menghadapi perjalanan tersebut sendirian melainkan kau butuh seseorang untuk berjalan disisimu, yang saling membantu, saling meringankan, dan saling mengarahkan dalam perjalanan menggapai Ridha-Nya

Cinta karena Allah tidaklah selalu membutuhkan beragam kesamaan diantara kalian. Namun yang terpenting adalah kesamaan prinsip dan tujuan, yaitu menggapai ridha Allah SWT. dalam dirimu kau pun ingin agar kau merasa layak untuk mencintai dan dicintai olehnya.

Segala puji hanya bagiMu Ya Rabb Sang penguasa tidak ada yang luput dari pengetahuanMu..tidak akan habis air lautan atau bhkan lebih dari itu untuk menuliskan kalam Mu ..selalu berusaha untuk dapat memahami bahwa tidak ada yang sia-sia atas yang Engkau tentukan dan berprasangka yang terbaik untuk semuanya.Engkau Yang Maha Kuasa atas segalanya dan berkehendak tidak ada yang tidak mungkin...

Ibu,Saatku terbangun kulihat kau telah duduk diatas sajadahmu♥

Berdialog dengan khusu’ di tengah malam yang syahdu.♥

Menceritakan aku serta adik, kakak dan juga suamimu kepada Rabb-mu♥

Meminta agar kami diberikan yang terbaik dalam hidup yang penuh nafsu♥

Ibu,Pagi buta kau telah memasak untukku♥

Menyiapkan sarapan dan bekal untuk kuliahku♥

Menyiapkan sarapan untuk anak serta suamimu♥

Meskipun kulihat wajahmu letih namun kau tak pernah mengeluh♥

Ibu,Saat rezeki datang kau tak segan-segan memberikannya padaku♥

Mencukupi semua kebutuhanku ♥

Memanjakan aku dengan barang-barang yang terbaik♥

Meskipun terkadang kulihat didompetmu tak cukup banyak yang tedapat♥

Ibu,Saat kau sakit kau tak pernah mengeluh padaku♥

Kau hanya akan tidur berpura-pura tak terjadi apa-apa♥

Saat kuraba keningmu suhumu sangat panas♥

Tapi kau bilang tak apa-apa♥

Ibu,Saat aku sedang bermasalah♥

Kau sungguh tahu keadaanku

Kau mencoba menghiburku♥

Memberikan nasihat-nasihat yang syahdu♥

Ibu,Mungkin kah aku bisa sepertimu♥

Mungkin kah aku bisa memanjakan anak serta suamiku kelak seperti kau memanjakan kami♥

Ibu,Kehadiranmu telah menggugah relung hatiku♥

Untuk menjadi wanita tangguh♥

Berjuang diatas negeri yang rapuh♥

Akan kucoba menjadi seperti dirimu Ibu♥

Untuk keluargaku dan masa depanku♥

Tears of fear of retaliation to add science today is more expensive than the world.

TWO sides eyes may weep, but the heart is still blessing of His provision. Such a sad state of the believers. Laughter and tears, joy and passion, pleasure and exams are all normal life.

Someone was not possible only through a single episode in his life, sad and cry forever. All will come and go and go, nothing is eternal in this world.

The believer is above the limit of mid, no exaggeration express feelings that flare up in the liver. This is called as a servant of the ascetic life. Where to get delicious, not too happy, and if attacked calamity nor too sad. All returned to the provisions of God alone.

Crying is a normal expression of feelings in human beings. Usually people cry for a certain reason. Perhaps mourning has returned to God someone they loved. Due to an agonizing longing to someone dear.

Likewise, people will cry when in pain, do not think the pain of injured or sick feeling in his body . People will cry if the lost treasure, tortured and oppressed, expelled, or personal insulted and humiliated in public.

According to al-Imam Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah, weeping may translated into 10 types follow different goals and objectives. Tears of love, fear, joy, anxiety, love and longing, sadness, helplessness, hypocrisy, the messengers and the cries went along.

One special cries to Allah bestowed His servants. These cries are not weaken the spirit, even he could turn the soul long dead. He did not bring the despair and pain, even tears are like waves evoke a sense of optimism, vibrant and highly respected.

Cries that bring a promise to live more meaningful and he is capable of opening a careful eye gaze dreamy nature further. Nature supernatural does not appear in the eyes of coarse, only the faithful heart can feel the truth. The crying was conferred upon the Prophet and Apostles, martyrs and pious people. They are entitled to the protection of Allah on the day that no protection, in addition to his protection.

Crying is not supposed to show a person is weak even to cry for fear of God should raise the spirit of a servant to sacrifice everything owned by his Lord.

Is not martyrs shed their blood for God's glory Verse, let us begin with shed tears because of God, that's capable of because the price of a single tear that repentance is more expensive than the world and everything in it.


Busyness satisfy lust too disturbing absorption liver. Eventually it becomes a habit negligence, for those who are used to finally not be a mortification followed. The longer he was getting drowned negligence. That we need God's help because only God with power saving people than crime itself.

============================================================


Air mata takut hari pembalasan untuk tambah ilmu lebih mahal daripada isi dunia

DUA belah mata boleh menangis, tetapi hati tetap ridho atas ketentuan-Nya. Demikianlah keadaan orang Mukmin yang bersedih. Tawa dan tangis, gembira dan sengsara, nikmat dan ujian semuanya adalah lumrah kehidupan.

Seseorang itu tidak mungkin hanya melalui satu episode dalam kehidupannya, sedih dan menangis untuk selama-lamanya. Semua akan datang dan pergi silih berganti, tiada yang kekal di dunia ini.

Orang beriman berada di atas batas pertengahan, tidak berlebih-lebihan mengungkapkan perasaan yang bergejolak di hati. Inilah yang disebut sebagai jiwa hamba yang zuhud. Apabila mendapat nikmat, tidak terlalu gembira dan jika diserang musibah tidak pula terlalu bersedih. Semua dikembalikan kepada ketentuan Allah semata-mata.

Menangis adalah suatu ungkapan perasaan normal pada diri manusia. Biasanya manusia menangis atas sebab tertentu. Mungkin berduka karena sudah kembali kepada Allah seseorang yang mereka kasihi. Karena rindu yang menyiksa kepada orang disayangi.

Begitu juga orang akan menangis apabila menahan sakit, tidak kira sakit karena dilukai perasaannya ataupun sakit pada zahir tubuh badannya. Orang akan menangis apabila kehilangan harta, disiksa dan dizalimi, diusir atau dihina pribadinya dan dipermalukan di khalayak ramai.

Menurut al-Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah, tangisan boleh dijabarkan menjadi 10 jenis mengikut berbagai maksud dan tujuan. Tangisan kasih sayang, ketakutan, gembira, kegundahan, cinta dan rindu, kesedihan, tidak berdaya, kemunafikan, orang suruhan dan tangisan ikut-ikutan.

Satu tangisan yang istimewa dianugerahkan Allah SWT kepada hamba-Nya. Tangisan ini tidak bersifat melemahkan semangat, bahkan ia boleh menghidupkan jiwa yang sudah lama mati. Ia tidak mendatangkan rasa putus asa dan kesakitan, bahkan air mata ibarat gelombang membangkitkan rasa optimis, dan azam bergelora.

Tangisan itu membawa satu janji untuk hidup lebih berarti dan ia mampu menbuka pandangan mata hati menerawang alam lebih jauh lagi. Alam ghaib tidak nampak di mata kasar, hanya hati yang beriman boleh merasakan kebenarannya. Tangisan itu dianugerahkan kepada Nabi dan Rasul, syuhada dan orang sholeh. Mereka berhak mendapat perlindungan Allah pada hari yang tiada perlindungan, selain perlindungan-Nya.

Menangis tidak semestinya menunjukkan seseorang itu lemah bahkan menangis karena takut kepada Allah boleh membangkitkan semangat seorang hamba untuk mengorbankan segala-galanya yang dimiliki demi Tuhannya.

Bukankah syuhada menumpahkan darahnya karena memuliakan Ayat Allah, biarlah kita mulai dengan meneteskan air mata karena Allah, itu saja yang mampu karena harga setetes air mata taubat itu lebih mahal dari dunia dan segala isinya.

Kesibukan memuaskan nafsu syahwat terlalu mengganggu kekhusyukan hati. Akhirnya kelalaian itu menjadi kebiasaan, bagi yang sudah terbiasa akhirnya bukan menjadi suatu aib sesudahnya. Semakin lama dirinya semakin tenggelam kealpaan. Bahwa kita perlukan pertolongan Allah karena hanya Allah yang berkuasa menyelamatkan manusia daripada kejahatan dirinya sendiri.

CINTAKU DALAM HENING

Mencintai seseorang bukan hal yang mudah. Bagi sebagian orang, termasuk saya tentunya, mencintai orang merupakan proses yang panjang dan melelahkan...

Lelah ketika kita dihadapkan pada suatu keadaan yang tidak seimbang antara akal sehat dan nurani.

Lelah ketika kita harus menuruti akal sehat untuk berlaku normal meski semuanya menjadi abnormal.

Lelah ketika mata menjadi buta akibat dari perasaan yang membius tanpa ampun.

Lelah ketika imaginasi menjadi liar oleh khayalan yang terlalu tinggi.

Lelah ketika pikiran menjadi galau oleh harapan yang tidak pasti.

Lelah untuk mencari suatu alasan yang tepat untuk sekedar melempar sesimpul senyum atau sebuah sapaan "apa kabar…"

Lelah untuk secuil kesempatan akan sebuah moment kebersamaan.

Lelah untuk menahan keinginan untuk melihatnya..

Lelah untuk mencari secuil kesempatan menyentuh atau membauinya.

Lelah dan lelah dan lelah..

Hanya sebuah sikap diam dan keheningan yang lebih saya pilih..

Diam menunggu sang waktu memberi sebuah moment.

Diam untuk mencatat segala yang terjadi.

Diam untuk memberi kesempatan otak kembali dalam keadaan normal.

Diam untuk mencari sebuah jalan keluar yang mustahil.

Diam untuk berkaca pada diri sendiri dan bertanya "apakah aku cukup pantas?"

Diam untuk menimbang sebuah konsekuensi dari rasa yang harus dipendam.

Diam dan dalam diam kadang semuanya tetap menjadi tak terarah..

Dan dalam diam itu pula, saya menjadi gila karena sebuah rasa dan pesona tetap mengalir..

Sayangnya, dalam keheningan dan diam yang saya rasakan,

lebih banyak rasa galau daripada sebuah usaha untuk mengembalikan pola pikir yang lebih logis.

Galau ketika mata terus meronta untuk sebuah sekelibat pandangan.

Galau ketika mulut harus terkatup rapat meski sebuah kesempatan sedikit terbuka.

Galau ketika mencintai menjadi sebuah pilihan yang menyakitkan

Galau ketika mencintai hanya akan menambah beban hidup

Galau ketika menyadari bahwa segalanya tidak akan pernah terjadi

Galau ketika tanpa disadari harapan terlanjur membumbung tinggi

Galau ketika semua bahasa tubuh seperti digerakan untuk bertindak bodoh.

Apakah mencintai seseorang senantiasa membuat orang bodoh? Tentu tidak.

Namun itu pula yang saya rasakan selama hampir lebih dari sepekan.

alam kelelahan, diam dan kegalauan yang saya rasakan selama ini, ada rasa syukur atas berkat dari Sang Hidup atas apa yang saya alami.

Syukur ketika rasa pahit menjadi bagian dari mencintai seseorang.

Syukur ketika berhasil memendam semua rasa untuk tetap berada pada zona diam.

Syukur untuk sebuah pikiran abnormal namun tetap bertingkah normal

Syukur ketika rasa galau merajalela tak terbendung.

Syukur ketika rasa perih tak terhingga datang menyapa.

Syukur karena tak ditemukannya sebuah nyali untuk mengatakan "Aku mencintaimu"

Syukur ketika perasaan hancur lebur menjadi bagian dari mencintai.

Syukur ketika harus menyembunyikan rasa sakit dan cemburu dalam sebaris ucapan "aku baik – baik saja"

Syukur atas rahmat hari yang berantakan akibat rasa pedih yang teramat dalam.

Akhirnya, bagi saya, keputusan untuk mencintai melalui sebaris doa menjadi pilihan yang paling pantas.

Setidaknya, mencintai secara tulus melalui doa, dalam tradisi agama yang saya anut, akan menjadi lebih bermakna,

karena saya diteguhkan dus menjadi berkat atas segala rasa perih yang senantiasa ada didalam diri.

Dalam doa, akhirnya, semuanya kita kembalikan kepada Sang Hidup..

Bahwa terkadang akal dan perasaan campur aduk tak tentu arah.

Bahwa saya juga bukan manusia super..

Bahwa saya juga tidak bisa berlaku pintar sepanjang waktu, setiap hari.

Bahwa saya juga punya kebodohan yang kadang susah untuk diterima akal sehat.

Bahwa dengan segala kekurangan yang ada, saya berani mencintai..

Bahwa saya bersedia membayar harga dari mencintai seseorang..

Bahwa saya bersedia menanggung rasa sakit yang luar biasa..

Bahwa saya mampu untuk tetap hidup meski rasa perih terus menjalar..

Bahwa saya masih memiliki rasa takut akan kehilangan dalam hidup..

Dan hari ini, dari semua pembelajaran yang telah saya terima,

Berkembang menjadi sebuah bentuk KEPASRAHAN.

Sebuah Zona yang terbentuk karena saya merasa tidak berdaya.

Dimana saya merasa tidak memiliki kemampuan untuk membuat segalanya menjadi mungkin.

Dimana saya tidak berani untuk membangun sebuah harapan

Dimana saya tidak berani untuk mengataka

"Aku mencintaimu, mari kita pastikan segalanya, dan semuanya, hanya untuk kita berdua saja"

Dan ini adalah pilihan terakhir yang saya miliki,

Mencintai dalam kepasrahan, tanpa berharap dan tanpa meminta.

Meski sangat susah dan hampir mustahil bagi saya untuk tidak mengingatnya.

Semoga saya bisa.

Dan hingga hari ini, saya masih mencintainya

Saya sadar hal itu akan memberi rasa perih yg teramat dalam

Karena bagi saya, lebih susah untuk tidak mencintainya.

Dalam perjalanan yang melelahkan, dalam diam dan keheningan

Dan tentunya dalam sebuah KEPASRAHAN yang teramat dalam.

Dari saya yang akan selalu mencintaimu dalam diam

RKI

Jumat, 29 Oktober 2010

Perih

Saat airmata tak sanggup lagi mengucap, Semua perih yg ada, akankah kau menyadari??

Akupun orang biasa yg jg miliki hati, dan kini tak mau lagi bila s'lalu di sakiti...

Aku terluka tapi kau tak mau tahu, yg ku inginkan hanya jadi diriku sendiri...

Sampai kapan kau permainkan...
Diriku yg lelah menahan perasaan terlupakan...
Diriku yg lelah menahan perasaan terabaikan...

ketika IBU pergi...

Ketika ku tersentak,
ketika dadaku terasa sesak,
ketika airmataku tak sanggup menghapus duka....

Ketika orang yg paling aku cintai tiba-tiba di panggil pulang keharibaannya..

Menelusuri pagi hari nan hening, rasanya ku tak sanggup berdiri...
Semua langkah tertahan pasti....
Mulut ini tak mampu berucap serasa kaku, pilu dan membisu...

Tetapi...

Semuanya terasa lebih ringan, ketika doa dilantunkan, ketika hati mencoba berpasrah padamu ya ALLAH...
Ketika beribu sahabat hadir menghiburku dengan Doa, dukungan dan harapan....

Sejak oramg yg paling aku cintai dirawat di rumah sakit hingga berpulang... Semoga ALLAH memberikan tempat yg layak bagimu, mama....

Terimakasih SAHABAT...
Semoga semua dukungan, simpati dan doa yg tulus mendapatkan pahala yg setimpal....
Amin....


Dan ibu : terimakasih bu, kau telah menjaga ku hingga aku sebesar ini, hingga aku berumur 20 tahun.... aku belum bisa membahagiakan mu... maaf bu....
aku akan menyusul...
entah kapan....

This is for u

Disini aku coba untuk bertahan
Menjaga utuhnya cintaku cintamu
Mencoba melawan ombak yang meretakkan
Teguhnya janji untuk tetap setia padamu..

Akupun tak pernah mengerti semua
Mengapa godaan tetap saja ada
Semua mungkin hanya singgah dan cepat berlalu
Tapi hatiku hanya untuk dirimu... selalu

Aku, mungkin Hanya manusia biasa
Tapi, pasti Diriku tetap milikmu
Milikmu... selamanya

Kuharap jangan pernah untuk merasa
Diriku selalu mencari godaan
Semua mungkin hanya singgah dan cepat berlalu
Tapi hatiku hanya untuk dirimu... selalu
Pasti kusebrangi 'Tuk tambatkan perahu

Jangan... Pernah tinggalkan diriku saat ini
Kumohon singkirkan perasaan takutmu
Kuindahkanmu..
Masih ada waktu 'tuk mematangkan lagi membersihkan jiwa ku lagi
'tuk siapkan... masa depan kita....

Pelajaran yang bisa diambil dari kesabaran

Artikel berikut saya dapatkan dari mailist dan saya posting lagi disini karena menarik untuk dibaca dan direnungi. Catatan penggunaan “saya” dalam cerita merujuk pada penulis email ini, jadi bukan merupakan pengalaman pribadi saya. Selamat membaca.

Beberapa bulan yang lalu di meja pemesanan kamar di sebuah hotel, saya melihat suatu kejadian yang menarik, bagaimana seseorang menghadapi orang yang penuh emosi.

Saat itu pukul 17.00 lebih sedikit, dan hotel sibuk mendaftar tamu-tamu yang baru datang. Orang yang persis di depan saya memberikan namanya kepada pegawai di belakang meja dengan nada memerintah..
Pegawai tersebut berkata, “Ya, Tuan, kami sediakan satu kamar ’single’ untuk Anda.”
“Single?!” bentak orang itu. “Saya memesan double!”

Pegawai tersebut berkata dengan sopan, “Coba saya periksa sebentar.”

Ia menarik permintaan pesanan tamu dari arsip dan berkata, “Maaf, Tuan. Telegram Anda menyebutkan single. Saya akan senang sekali menempatkan Anda di kamar double, kalau memang ada, tetapi semua kamar double sudah penuh.”

Tamu yang berang itu berkata, “Saya tidak perduli apa bunyi kertas itu, saya mau kamar double.”

Kemudian ia mulai bersikap ‘Anda-tahu-siapa- saya’ lalu berkata, “Saya akan usahakan agar Anda di pecat. Anda lihat nanti.. Saya akan buat Anda di pecat.”

Di bawah serangan gencar, pegawai muda tersebut menyela, “Tuan, kami menyesal sekali, tetapi kami bertindak berdasarkan instruksi Anda.”

Akhirnya, sang tamu yang benar-benar marah itu berkata, “Saya tidak akan mau tinggal di kamar yang terbagus di hotel ini sekarang, manajemennya benar-benar buruk.” Lalu ia pun pergi keluar.

Saya menghampiri meja penerimaan tamu sambil berpikir, si pegawai pasti marah setelah baru saja dimarahi habis-habisan. Sebaliknya, ia menyambut semua dengan salam yang ramah sekali, “Selamat malam, Tuan.”

Ketika ia mengerjakan hal yang rutin, yaitu mengatur kamar untuk saya, saya berkata kepadanya, “Saya mengagumi cara Anda mengendalikan diri tadi. Anda benar-benar sabar.”

“Ya, Tuan” katanya. “Saya tidak dapat marah kepada orang seperti itu. Anda lihat, dia sebenarnya bukan marah kepada saya. Saya cuma korban pelampiasan kemarahannya. Orang yang malang tadi mungkin baru saja ribut dengan isterinya, atau bisnisnya mungkin sedang lesu, atau barangkali dia merasa rendah diri, dan ini adalah peluang emasnya untuk melampiaskan kekesalannya. ”

Pegawai tadi menambahkan, “Pada dasarnya dia mungkin orang yang sangat baik. Kebanyakan orang begitu.”

Sambil melangkah menuju lift, saya mengulang-ulang perkataannya, Pada dasarnya dia mungkin orang yang sangat baik. Kebanyakan orang begitu.”

Learn to be alone

Dear God.

God, if someday I'm alone and completely alone, I just want You to always accompany me.

God, if someday I lost my spirit. Please give me a little strength to be a better person.

God, if someday I lost my direction, please guide me to back on Your right track.

God, if someday I lost my faith. Please teach me how to be better to road my life.

Nothing words can't say. You know what inside my heart. Please give me Your strenght.

Learn to enjoy the pain, Learn to be alone doesn't mean learn to be lonely, Learn to be alone can make me to have courage, shoot for my dreams, and live the live i want to, Learn to be alone is learn to embrace my own life and to learn about what i do all the things alone.

Sometimes I really crave time to be alone. Getting away from everyone with find my hobby.

Sometimes I better to be alone, things are great when I'm alone, things are easier.

It is Allah who made the sun to be a shining glory, the moon to be a light of beauty.

Everyday is a new day. A new chance to be a better person from yesterday. Keep moving and positive thinking !

bingkisan doa untuk mu

BINGKISAN DOA..

seandainya telah Engkau catatkan dia milikku, tercipta buatku

satukanlah hatinya dengan hatiku

titipkanlah kebahagiaan antara kami

agar kemesraan itu abadi..



YA ALLAH YA TUHANKU YANG MAHA MENGASIHI..

Iringkanlah kami melayari hidup ini

ke tepian yang sejahtera dan abadi

tetapi Ya Allah,jika telah Engkau takdirkandia bukan milikku,

bawalah ia jauh dari pandanganku

luputkanlah ia dari ingatanku dan peliharalah aku dari kekecewaan..

Ya ALLAH Ya Tuhanku Yang Maha Mengerti

berilah aku kekuatan ,melontar bayangannya ke dada langit..hilang bersama senja nan merah

agar ku bisa bahagia walaupun tanpa bersama dengannya..

DAN YA ALLAH YANG TERCINTA..

Gantilah yang telah hilang

tumbuhkan kembali yang telah patah

walaupun tidak sama dengan dirinya..

Ya ALLAH Ya TUHANKU

Pasrahkanlah aku dengan takdirMU

sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan adalah yang terbaik buatku

karena Engkau Maha Mengetahui segala yang terbaik buat hambamu ini..

Ya ALLAH..

cukuplah Engkau saja pemeliharaanku di dunia dan akhirat..

dengarkanlah rintihan dari hambamu yang dhaif ini,

jangan biarkan aku sendirian di dunia dan akhirat

menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran

MAKA,KARUNIAKANLAH AKU PASANGAN YANG BERIMAN.

SUPAYA AKU DAN DIA SAMA SAMA MAMPU MEMBINA KESEJAHTERAAN HIDUP

KE JALAN YANG ENGKAU RIDHOI

DAN KARUNIAKANLAH AKU KETURUNAN YANG SHOLEH..

amin amin ya ro bal alamin....

i love u because allah...

Sabtu, 10 Juli 2010

Sebuah pembelajaran dari masa lalu

andai aku bisa memilih...
dan andai aku bisa kembali
dan mengubah masa lalu..
akan aku ubah semuanya...
dan memilih untuk tidak terluka...
aku pilih jalan itu...
tapi...
aku mungkin tidak akan belajar dari sebuah kesalahan
aku mungkin tidak akan belajar dari sebuah rasa sakit...
dan aku mungkin tidak akan belajar untuk menjadi kuat...
aku pun mungkin tidak akan menemukan keterbatasan...

mungkin sakitnya menusuk...
mungkin perihnya meremas sampai ketulang sumsum...
tapi setiap manusia harus melewati semua itu...
dan baru bisa bermetamorfosa...
menjadi lebih kuat...
menjadi lebih mengerti..
dan memahami bahwa hidup
tidak semudah menghirup udara
atau merasakan hembusan angin...
tapi hidup terkadang manis
atau pahit....

Sebuah pembelajaran dari masa lalu

andai aku bisa memilih...
dan andai aku bisa kembali
dan mengubah masa lalu..
akan aku ubah semuanya...
dan memilih untuk tidak terluka...
aku pilih jalan itu...
tapi...
aku mungkin tidak akan belajar dari sebuah kesalahan
aku mungkin tidak akan belajar dari sebuah rasa sakit...
dan aku mungkin tidak akan belajar untuk menjadi kuat...
aku pun mungkin tidak akan menemukan keterbatasan...

mungkin sakitnya menusuk...
mungkin perihnya meremas sampai ketulang sumsum...
tapi setiap manusia harus melewati semua itu...
dan baru bisa bermetamorfosa...
menjadi lebih kuat...
menjadi lebih mengerti..
dan memahami bahwa hidup
tidak semudah menghirup udara
atau merasakan hembusan angin...
tapi hidup terkadang manis
atau pahit....

Jumat, 18 Juni 2010

Wanita Jelek Itu Ternyata Ibuku

Ini adalah sebuah kisah lama yang patut dibaca dan direnungkan berkali- kali betapa baiknya ibunda kita, bagaimana besarnya pengorbanan ibunda kita dstnya.

Kejadian ini terjadi di sebuah kota kecil di Taiwan, tahun berapaan udah lupa. Dan sempat dipublikasikan lewat media cetak dan electronic. Ada seorang pemuda bernama A be (bukan nama sebenarnya). Dia anak yg cerdas, rajin dan cukup cool. Setidaknya itu pendapat cewe2 yang kenal dia. Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia sudah dipromosikan ke posisi manager. Gajinya pun lumayan.Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor.

Tipe orangnya yang humoris dan gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak teman2 kantor senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan cewe2 jomblo. Bahkan putri owner perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus pada A be.

Di rumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali. Sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit di bagian kiri dan belakang. Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar. Wanita tua ini betul2 seperti monster yang menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan jarang keluar dari kamarnya kalau tidak ada keperluan penting.

Wanita tua ini tidak lain adalah Ibu kandung A Be. Walau demikian, sang Ibu selalu setia melakukan pekerjaan routine layaknya ibu rumah tangga lain yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci-mencuci (pakai mesin cuci) dan lain-lain. Juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada anak satu2-nya A be. Namun A be adalah seorang pemuda normal layaknya anak muda lain. Kondisi Ibunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya.

Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa wanita cacat dirumahnya, A be selalu menjawab wanita itu adalah pembantu yang ikut Ibunya dulu sebelum meninggal. “Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan.” jawab A be. Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh
sang Ibu. Tentu saja ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya.

Hari demi hari kemurungan sang Ibu kian parah. Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah. Tidak kuat bangun dari ranjang. A be mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan sehari-hari yang biasanya di kerjakan oleh Ibunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat sang Ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali). Hal ini membuat A be jadi BT (bad temper) dan uring-uringan di rumah.

Pada saat ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari ibunya, A be melihat sebuah box kecil. Di dalam box hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan A be. Foto berukuran postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang sudah mengepung rumah.

Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun. Walau sudah usang, A be cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah Ibu kandung A be. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya.

Spontan air mata A be menetes keluar tanpa bisa dibendung. Dengan menggenggam foto dan koran usang tersebut, A be langsung bersujud disamping ranjang sang Ibu yang terbaring. Sambil menahan tangis ia meminta maaf dan memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini. Sang ibupun ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya. “Yang sudah-sudah nak, Ibu sudah maafkan. Jangan di ungkit lagi”. Setelah sembuh, A be bahkan berani membawa Ibunya belanja ke supermarket.

Walau menjadi pusat perhatian banyak orang, A be tetap cuek bebek. Kemudian peristiwa ini menarik perhatian kuli tinta (wartawan). Dan membawa kisah ini ke dalam media cetak dan elektronik. Ketika membaca kisah ini di media cetak, saya sempat menangis karena tidak sempat bersujud di hadapan mamaku. Mamaku telah meninggal 3 th lebih saat itu.

Teman2 yang masih punya Ibu (Mama atau Mami) di rumah, biar bagaimanapun kondisinya, segera bersujud di hadapannya. Selagi masih ada waktu ya..

Sabtu, 29 Mei 2010

Aya Kitou's Diary. (bhs indonesia)

Kitou Aya adalah seorang gadis SMU yang mengidap penyakit Spinocerebellar Atrophy. Penyakit ini menyebabkan penderita kehilangan kendali atas seluruh badannya. Karena penderita tidak kehilangan fungsi otaknya, penyakit ini membuat penderita seperti berada di penjara. Melalui perjuangannya, Aya menemukan kata-kata yang menginspirasinya untuk menjadi kuat dan membantu menghadapi penyakitnya serta menginspirasi banyak pembaca untuk mengatasi kesulitan mereka. Inilah kisahnya.


Bab I – 14 Tahun (1976-1977) Keluargaku


Mary Mati

Hari ini hari ulang tahunku. Betapa aku sudah bertambah besar!
Kupikir aku harus berterimakasih pada papa dan mama.
Aku bertekad untuk mendapatkan nilai yang lebih baik dan menjadi lebih sehat sehingga aku tidak membuat mereka sedih. Ini adalah beberapa alasan mengapa aku ingin menikmati usia dewasaku. Aku tidak ingin memiliki penyesalan di masa depan.
Lusa aku akan pergi kemping. Aku harus menyelesaikan PR-ku sebelumnya jika tidak aku akan merasa terbebani karenanya. Lanjutkan, Aya!

Tiger, anjing galak di sebelah rumah, menggigit leher Mary dan dia mati. Tiger itu anjing yang besar, tapi Mary sangat kecil. Mary mendekati Tiger sambil mengibaskan ekornya untuk menunjukkan keramahannya.
“Mary, jangan! KEMBALI!” Aku berteriak dengan putus asa, tapi.. Mary mati tanpa bisa bersuara. Kejadian ini pasti membuatnya sangat frustasi. Jika dia tidak terlahir sebagai anjing, dia tidak akan mati secepat ini. Mary, di manapun kau berada, semoga kau bahagia.

Rumah baru kami sudah selesai. Kamar besar di sisi timur di lantai dua seperti kastil buatku dan adik perempuanku, Ako. Langit-langitnya berwarna putih dan dindingnya coklat kayu. Pemandangan dari jendela terlihat berbeda dari yang biasanya kulihat. Aku sangat senang kami bisa memiliki kamar sendiri. Tapi kamar kamar yang besar membuatku sedikit merasa kesepian. Aku ragu apakah aku bisa tidur malam ini?

Memulai perubahan!
1. Aku akan mengenakan t-shirt dan celana panjang (lebih nyaman untuk bergerak).
2. Pekerjaan sehari-hari untuk dilakukan:
- menyiram kebun
- mencabut rumput liar
- memeriksa apakah ada serangga dibalik daun tomat yang kutanam
- memeriksa daun krisan dari kutu dan jika ada segera menyingkirkannya.
3. Tidak menunda mengerjakan PR.
4. Selain itu, aku harus mencatat apa yang terjadi setiap hari di diariku.. tanpa lalai.
Aku memerintah diriku sendiri untuk melakukan semuanya.

Papa: 41 tahun. Beliau kurang sabaran, tapi baik.
Mama: 40 tahun. Aku menghormatinya, tapi beliau sangat keras ketika berterus terang.
Aku: 14 tahun. Awal masa remaja. Usia yang ringkih. Jika kugambarkan diriku dalam satu kata, maka itu adalah cengeng. Moody-an. Gadis yang lugu. Sangat mudah marah tapi juga mudah untuk tertawa.
Ako: 13 tahun. Aku melihatnya sebagai saingan di sekolah dan kepribadian. Akhir-akhir ini dia membuatku tertekan.
Hiroki: 12 tahun. Orang yang keras. Hebat. Ia lebih muda dariku tapi kadangkala berubah menjadi sosok seorang kakak. Ia juga papa angkat bagi Koro, anjing kami.
Kentaro: 11 tahun. Ia memiliki imajinasi yang luar biasa tapi kadang-kadang sedikit sembrono.
Rika: 2 tahun. Rambutnya keriting seperti rambut mama, dan mukanya mirip papa (terutama matanya, jarum jam menunjukkan 8:20). Sangat manis!




Bab II – Menahan Rasa Sakit (15 Tahun)

15 Tahun – Penyakit Mulai Muncul

Pertanda

Sepertinya aku semakin kurus akhir-akhir ini. Apakah ini karena tidak makan demi menyelesaikan semua PR dan penelitian? Bahkan ketika aku memikirkan untuk melakukan sesuatu yang tidak dapat kukerjakan, aku mendapat masalah. Aku menyalahkan diriku sendiri tapi aku tidak dapat membuat kemajuan apapun. Aku hanya menghabiskan tenagaku saja. Aku ingin menambah berat badanku sedikit. Aku akan mulai bertindak besok jadi rencanaku tidak berantakan.

Gerimis turun hari ini. “Aku benci pergi ke sekolah membawa payung sambil memegang tas sekolah yang berat dan tas yang satu lagi.” Selagi aku berpikir seperti ini, lututku tiba-tiba jatuh dan aku terjatuh di jalanan sempit berkerikil. Aku hanya sekitar 100 meter dari rumah. Daguku terantuk sangat keras. Aku menyentuhnya dengan pelan dan mendapatkan jemariku penuh dengan darah. Aku pungut tas-tasku dan payung yang berserakan di lantai dan berbalik pulang ke rumah.

“Ada yang ketinggalan?” Mama berkata sembari beliau keluar dari dalam. “Kau sebaiknya bergegas atau kau akan terlambat! ... Sayang, apa yang terjadi?”
Yang dapat kulakukan hanya menangis. Aku tidak mampu berkata sepatah katapun. Mama segera mengelap mukaku yang penuh darah dengan handuk. Ada pasir di lukaku.
“Kurasa ini pekerjaan dokter,” kata mama. Beliau segera membantu mengganti bajuku yang basah dan dengan lembut memplester lukaku. Lalu kami masuk ke mobil.

Aku mendapat dua jahitan tanpa anastesi. Ini terjadi karena kekikukkanku, jadi aku berusaha menahan sakit dengan menggertakan gigiku. Tapi yang paling penting, Maafkan aku, Ma, karena aku mama harus cuti hari ini.

Selagi aku melihat daguku yang nyeri di cermin, aku berpikir kenapa aku tidak menggunakan tanganku untuk menahan badanku ketika jatuh. Apakah ini karena kemampuan atletikku yang buruk? Tapi aku gembira karena lukanya ada di bawah dagu. (Jika bekas lukanya ada di tempat dimana semua orang bisa melihatnya maka masa depan pernikahanku akan suram.)



Nilai olahragaku sejauh ini:
Tingkat 7 = B
Tingkat 8 = C
Tingkat 9 = D

Betapa menyedihkan! Kurang berusahakah? Sebelumnya aku berharap circuit training yang kujalani selama libur musim panas akan sedikit membantu, tapi ternyata tidak. Aku tidak menjalaninya dalam jangka waktu yang cukup lama. Jadi kurasa hasilnya tidak begitu mengejutkan. (Tepat! = suara misterius dari diriku yang lain)

Pagi ini sinar mentari dan angin sepoi-sepoi masuk menembus gorden kuning berenda di jendela dapur. Aku sedang menangis.
“Mengapa hanya aku yang tidak jago di atletik?”
Padahal hari ini akan ada tes di papan keseimbangan.
“Tapi Aya, kau kan jago di mata pelajaran lain, benarkan?” kata mama sambil memandang ke bawah. “Di masa depan, kamu dapat memanfaatkan kemampuanmu di mata pelajaran kesukaanmu. Bahasa Inggrismu sangat bagus. Jadi kenapa kamu tidak mencoba dan menjadi ahli Bahasa Inggris? Bahasa Inggris adalah bahasa internasional jadi mama yakin akan sangat berguna nantinya. Tidak masalah jika nilai olahragamu hanya D..”
Air mataku telah barhenti. Mama telah membantuku sadar bahwa aku masih punya harapan.

Aku menjadi semakin cengeng. Dan badanku tidak mau bergerak sesuai keinginanku. Apakah aku semakin gugup karena aku malas mengerjakan PR yang hanya dapat kuselesaikan jika aku menghabiskan lima jam setiap hari? Bukan, bukan karena itu. Ada sesuatu yang salah dengan badanku. Aku takut!
Aku punya perasaan yang membuat jantungku serasa diremas.
Aku ingin berolahraga lebih sering.
Aku ingin berlari dengan sekuat tenagaku.
Aku ingin belajar.
Aku ingin menulis dengan rapi.

Aku pikir Namida no Toka-ta (Toccata)-nya Paul Mauriat adalah lagu yang bagus. Aku jatuh cinta pada lagu itu. Ketika aku makan sambil mendengarkan lagu itu, makanan terasa sangat enak, seperti mimpi.

Sekarang tentang Ako, salah seorang adik perempuanku. Selama ini aku selalu melihat sisi buruknya saja. Tapi sekarang aku dapat melihat dia sebenarnya sangat baik. Kenapa aku berpikir demikian? Nah, aku berjalan sangat pelan ketika kami ke sekolah setiap pagi, tapi dia selalu ada di sampingku. Sementara adik laki-lakiku berjalan dengan kecepatannya sendiri dan meninggalkanku. Bahkan ketika kami menyebrangi jembatan penyeberangan, dia memegang tas sekolahku dan berkata, “Aya, lebih baik kau pegang pegangannya ketika naik”.

Secara perlahan suasana hati liburan musim panasku mulai memudar.
Setelah menyelesaikan makan malam, ketika aku mau naik ke atas, mama berkata, “Aya, ayo kemari dan ayo duduk sebentar di sini.” Mama terlihat sangat serius. Aku mulai tegang dan berpikir apa yang akan diberitahukannya padaku.
“Aya,” kata mama, “akhir-akhir ini ketika kamu berjalan badanmu condong ke depan dan kamu ke depan dan kamu bergoyang ke kiri dan kanan. Apakah kamu memperhatikannya? Mama telah memperhatikannya selama beberapa waktu dan mama mulai khawatir karenanya. Mungkin kita sebaiknya pergi ke rumah sakit untuk memeriksanya.”
“Rumah sakit mana?” tanyaku setelah terdiam beberapa saat.
“Mama akan mencari rumah sakit yang dapat memberikan pemeriksaan menyeluruh. Biar Mama saja yang urus. Oke?”
Air mataku mulai jatuh tak terhentikan. Aku sangat ingin bilang, “Terima kasih banyak, Ma. Maafkan aku yang telah membuatmu khawatir.” Tapi tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutku.

Sejak mama menyarankanku pergi ke rumah sakit, aku bertanya-tanya apakah benar-benar ada yang tidak beres dengan diriku.
Apakah karena kemampuan atletikku yang begitu buruk?
Apakah karena aku begadang?
Apakah karena aku akan yang tidak teratur?
Aku tidak bisa menahan tangis ketika aku menanyakan diriku sendiri semua pertanyaan ini. Aku menangis cukup lama, mataku sakit.


Pemeriksaan Medis

I go to the hospital in Nagoya with my mother. (Aya menulis ini dalam Bahasa Inggris).

Kami meninggalkan rumah jam 9 pagi. Rika, adik perempuanku yang masih bayi sedang tidak enak badan, tapi dia tetap pergi ke nursery school supaya aku dapat pergi ke dokter... kasihan!

Kami tiba di Rumah Sakit Universitas Nagoya (Kokuritsu Nagoya Daigaku Fuzoka Byouin) jam 11 siang. Kami harus menunggu sekitar tiga jam. Aku berusaha membaca buku selagi, tapi aku gugup. Aku tidak dapat berkonsentrasi seperti biasanya, karena aku sangat cemas dan takut.
“Aku menelepon Professor Itsuro Sofue (sekarang direktur dari RS Nasional Chubu),” kata mama, “Mama yakin kamu akan baik-baik saja.”
Tapi...
Akhirnya namaku dipanggil. Jantungku berdetak cepat.
Mama menjelaskan masalahku pada dokter:
1. Aku jatuh dan melukai daguku (orang biasanya akan menggunakan tangan mereka untuk menahan badannya ketika jatuh, tapi aku jatuh tepat di mukaku).
2. Jalanku goyah (aku tidak bisa menekuk lututku dengan baik).
3. Berat badanku turun.
4. Gerakanku lambat (aku kehilangan kemampuan untuk bergerak cepat).

Selagi mendengarkan, aku tercengang. Mama yang sangat sibuk ternyata memperhatikanku dengan sangat seksama! Beliau tahu segala sesuatunya tentangku... ini membuatku merasa aman. Sekarang, hal-hal kecil yang secara diam-diam kucemaskan telah diberitahukan pada dokter. Semua kecemasanku akan diatasi.

Aku duduk di bangku bulat dan menatap muka dokter. Dia (laki-laki) mengenakan kacamata dan memiliki senyum yang ramah. Dokter memintaku menutup mata, merenggangkan kedua tanganku dan mencoba menyatukan kedua jari telunjukku. Lalu aku harus berdiri dengan satu kaki. Lalu aku berbaring di kasur dan dokter menekuk dan meluruskan kakiku. Dokter mengetuk lututku dengan palu kecil. Aku sepenuhnya dibawah petunjuknya. Lalu pemeriksaan selesai.
“Sekarang mari kita lakukan CT scan,” kata dokter.
“Aya,” kata mama, “Ini tidak akan membuatmu kesakitan atau sejenisnya. Ini hanya sebuah mesin yang memeriksa kepalamu dengan cara memotong bulat kepalamu.”
“Apa! Memotong bulat kepalaku?”
Ini masalah serius buat orang yang akan di-scan! Sebuah mesin besar turun dari atas. Kepalaku sepenuhnya masuk ke dalamnya. Aku seperti sedang berkendara di luar angkasa. Seorang pria dengan baju rok putih berkata, “Berbaring diam saja dan jangan bergerak.” Jadi aku berbaring seperti yang diminta. Lalu aku menjadi ngantuk.

Setelah pemeriksaan kami harus menunggu sangat lama. Lalu kami diberi obat dan pulang ke rumah.
Aku telah menambah tugas lain di daftar perintahku. Aku tidak keberatan minum obat, bahak jika obat itu memenuhi perutku, asalkan aku dapat membaik. Dr. Sofue di RS Nagoya yang bergengsi, aku mohon padamu, tolong selamatkan hidup Aya, si kuncup bunga yang cantik. Kau bilang aku hanya perlu datang sebulan sekali karena letak rumah sakit yang jauh dan aku harus sekolah. Aku pasti akan datang menemuimu dan aku akan melakukan semua yang kau suruh. Jadi tolong sembuhkan aku, aku mohon!



Ini adalah bagian kedua dari bab 2.


Penyesalan

Satu-satunya tanaman yang kami tanam di Seiryou Junior High adalah limau cina. Ketika aku pergi untuk menyiangi tanaman ini, para anak laki-laki membuat guyonan tentang cara jalanku.
“Jalan macam apa itu? Kau berjalan seperti anak TK.”
“Haha kau kelihatan berhasrat, kakimu bengkok dalam.”
Mereka tertawa sambil mengatakan apapun yang dapat membuatku marah. Tentu saja aku tidak memperdulikan mereka. Jika aku memikirkannya, air di lautan akan habis. Tapi sangat sulit untuk tidak menangis. Untung saja aku mampu menahan air mataku agar tidak tumpah.

Hari ini sesuatu yang sangat membuat frustasi terjadi.
Selama olah raga, aku tukar baju dan pergi ke lapangan.
Guru berkata, “Hari ini kita akan berlari di halaman sejauh 1 km. Lalu kita akan latihan mengoper bola basket.”
Jantungku berdebar. Lari, mengoper bola... aku tidak dapat melakukan keduanya.
“Kitou, apa yang akan kamu lakukan?”
Aku menundukkan kepalaku, dan guru melanjutkan, “Hmm.., kamu bisa belajar di kelas dengan O-san.” (O-san lupa membawa baju olah raganya)
Mendengar ini, aku mendengar ucapan teman-teman sekelasku.
“Aww ruang kelas~ beruntungnya.”
Aku dipenuhi kemarahan.
“Jika kau begitu menyenangi ruang kelas, Aku akan bertukar tempat denganmu. Bahkan jika hanya sehari, aku ingin bertukar badan. Lalu kau mungkin akan mengerti perasaan orang yang tidak dapat melakukan apapun yang mereka mau.”

Setiap kali aku berjalan, dalam setiap langkah yang kuambil, aku dapat merasakan badanku yang goyah, ini membuatku merasa lemah, aku merasa terhina dan sengsara karena tidak mampu melakukan apa yang orang lain bisa lakukan. Bukankah ini hal yang tidak dapat kau mengerti kecuali kau mengalaminya sendiri? Bahkan jika kau tidak dapat merasakan yang mereka rasakan, aku ingin setidaknya kau mencoba melihatnya dari sudut pandangku. Tapi kupikir ini sulit dilakukan.
Bahkan untukku, aku baru menyadarinya setelah ini terjadi padaku.

Demam

Sepertinya aku flu. Aku demam, tapi aku merasa baik dan selera makanku bagus. Tapi aku sudah tidak memiliki keyakinan atas badanku lagi. Aku ingin termometer (karena aku telah memecahkannya). Aku ingin melihat kesehatanku dalam angka. Aku akan menanyakannya pada papa.

Aya sering sakit. Ia menghabiskan uang dua kali lebih banyak dari saudara-saudaranya. Ketika aku dewasa, ketika aku sudah lebih kuat, aku akan membuat kalian hidup lebih enak. Aku akan merawat kalian seperti kalian merawatku.

Ketika aku tidur, aku memikirkan tentang banyak hal.
Tentang apa yang diceritakan oleh guru sejarahku.
Menajdi objek tertawaan adalah pengalaman yang baik untukku karena membantuku menjadi orang yang lebih kuat.

Tugas sekolah di SMP mudah jika aku belajar sedikit demi sedikit setiap hari. Tidak terlalu terlambat jika aku memulainya sekarang. Aku akan berusaha sebaik mungkin.
...
Tapi di lain pihak, kesehatanku yang buruk membuatku sangat cemas.

“Jangan menangis, dasar cengeng”. Saat yang paling sulit adalah ketika manusia tumbuh. Jika aku dapat mengatasinya, pagi yang cerah akan menantiku. Pagi yang damai penuh dengan cahaya, dengan nyayian burung, dan wangi mawar putih...

Aku ingin tahu dimana kebahagiaan berada.
Aku ingin tahu apa kebahagiaan itu.

“Aya, apakah kamu bahagia sekarang?”
“Tentu saja tidak. Aku ada di dasar kesedihanku. Ini sangat sulit. Secara mental dan psikis...”
Kenyataannya adalah aku selangkah menuju aneh!
Karena burung gagak yang tadinya menangis sekarang sedang tertawa.



Karakteristik

Aku mencari orang dengan karakter kepribadian yang kuat karena aku sendiri tidak punya sesuatu yang istimewa.
Aku tertarik pada ide bahwa setiap individu memiliki karakteristik unik tersendiri. Bahkan mungkin di dunia yang kita tinggali ini, keunikan dan bakat kita digunakan untuk membuat yang terbaik dari kehidupan, seperti film “007.”
Dunia membutuhkan orang dengan karakter kepribadian yang kuat.
Bagaimanapun juga karakter hanya milikmu, bukan sesuatu yang kau sodorkan dan berikan pada orang lain.
Tapi orang-orang mengatasi masalah dengan cara yang berbeda, hal ini membuat jadi rumit.

Ketika hendak pulang sekolah, aku bertemu Eiko di parkiran sepeda. Selagi aku memegang rekaman “Yamato” dan “Last Consert”, Eiko meletakkan tasku yang berat ke keranjang sepeda. Eiko bilang dia ada urusan jadi kami berpisah jalan. Aku sangat menyukai Eiko yang berterus terang, tapi orang lain berpikir dia berhati dingin.


Jalan

Ada rapat mengenai pilihan masuk SMU antara guru, mama, dan aku.
1. Kemampuan = aku masih bisa masuk sekolah umum.
2. Tentang tubuhku = sekarang hanya mengenai jalanku yang goyah, tapi kami tidak tahu apakah kondisi ini akan berubah, jadi aku harus memilih SMU yang dekat dengan rumah. Sekolahku memiliki hubungan dengan beberapa SMU jadi aku dapat memberikan surat yang menjelaskan bahwa aku tidak bisa bersekolah di tempat yang jauh.
3. Aku juga akan mendaftar di sekolah swasta = mama dan aku berpikir tentang sekolah umum, tapi guruku berpendapat lebih baik jika aku mendaftar di sekolah yang berbeda, jadi kami memutuskan untuk melakukannya.


Meninggalkan sarang

An ant to ant a flower to flower a bird to bird. Kouji

Di balik kertas yang sangat bagus ini tertulis, “Dalam rangka merayakan kelulusan Kitou-kun.” Okamoto sen-sei menulisnya untukmu, hanya untuk Aya... Aku sangat bahagia.
Beliau sedikit menakutkan, tapi beliau adalah guru yang baik yang menyukai bunga.
Aku berterimakasih padanya dengan segenap hatiku dan tersenyum dengan terima kasih. Guruku telah mengajarkanku arti lagu ini.

An ant to ant berarti jujur dan gamblang. Artinya ada benda seperti ‘bunga’ yang manusia sebut bunga, ‘burung yang terbang’ yang manusia sebut burung.”
Ia mengguncang langit biru yang membumbung tinggi, atap genteng sekolah, dan pohon berdaun hijau tua.
Aku tidak mengerti arti dari setengah lagu itu, tapi aku dapat bilang bahwa guruku berusaha mengatakan, “lakukan yang terbaik.” Perasaan “aku dapat melakukannya!” berkobar-kobar di dalam diriku.

“Menurutmu dengan apa beliau menulisnya?”
“Sepertinya bukan dengan kuas...”
Guruku tersenyum dan berkata, “Sebenarnya aku menulisnya dengan kumpulan tusuk gigi, menggunakan batu tinta dan tinta.”
Aku terpesona dengan ide itu.
“Apakah kamu perhatikan ada pita di sana, jadi kamu bisa mengantungnya di dinding.”
“Yupp!”
Guruku tersenyum dan pergi.
Aku tidak akan pernah lupa bahwa aku memiliki pertemuan yang sangat menakjubkan di hari kelulusanku. Tolong teruslah jadi pendukung mentalku.


Ujian Masuk Sekolah Umum

Aku sarapan “daikon” sup miso pagi ini seperti yang kuminta. Sama seperti pagi dimana aku mengikuti ujian masuk untuk sekolah swasta. Nah, aku tidak meminta sup miso waktu itu, tapi aku lulus ujian waktu makan sup miso. Jadi sebagai keberuntungan aku memintanya kali ini.
Apakah aku terlalu khawatir?
Aku pergi ke kamar mandi dua kali, dan mama mengantarku ke SMU dimana ujian diselenggarakan.
Semua orang kelihatan pintar di mataku, membuatku jadi bimbang dan tidak sabar.
Para guru mengantarkan kami ke ruang kelas tempat ujian dilangsungkan.
Ketika aku menaiki tangga, aku jatuh dan kakiku keseleo. Aku berakhir dengan mengerjakan ujian sendirian di kantor perawat. Ini sangat buruk, amat sangat buruk.
Aku menekan jam yang kupinjam dari mama ke telinga dan mencoba untuk tenang.



Keberangkatan

Yay, aku lulus! Mukaku dan mama basah oleh air mata.
Mulai hari ini aku akan mengerahkan semua upayaku dan mencoba sebaik mungkin untuk berteman dengan banyak orang, dan berhati-hati supaya tidak jatuh!!
Makan malam, seperti yang kuminta, hamburger.
Aku sangat gembira seakan-akan aku adalah pahlawan.
Aku lupa semuanya tentang kesakitan karena memaksakan badan yang tak dapat kukendalikan, karene belajar seperti orang gila. Oh, ini adalah perasaan yang menakjubkan.
Tapi ada perasaan kesepian. Aku harus memulai dengan keterbatasanku. Ketidakmampuanku mengendalikan diri menjadi semakin jelas. Bahkan jalanku tidak stabil. Ketika aku akan menabrak seseorang, aku tidak dapat segera menghindar.
Aku akan mulai berjalan di tepi lorong. Aku mungkin akan menjadi pusat perhatian teman-teman baruku. Ini bukanlah hal yang dapat kusembunyikan, jadi kurasa sebaiknya aku mulai menjadi diri sendiri saja dari awal. –Atau itulah yang kupikirkan di kepalaku, tapi aku cemas. Aku tidak tahu apakah aku mampu bertahan. Aku cemas apa yang akan terjadi pada olahraga.


Satu Kata dari Mama

“Kehidupan SMU-mu tidak akan mudah. Mungkin akan ada beberapa kesulitan, dikucilkan dari hal-hal kecil dan dilihat berbeda oleh orang lain. Tapi setiap orang hidup dengan sedikitnya satu atau dua kesukaran dalam hidupnya. Jangan pikir bahwa kamu tidak beruntung. Kamu dapat melewatinya jika kamu memikirkan orang-orang yang lebih tidak beruntung darimu.”
Aku bicara pada diriku sendiri, hmmm aku mengerti. Mama mungkin lebih menderita dariku. Mama bekerja dengan memikirikan orang yang membutuhkan bantuan dan menderita. Ketika aku memikirkannya, aku dapat menerima masalahku tanpa mengeluh. Untuk kedua orangtuaku, aku, dan masyarakat, aku memutuskan untuk terus melakukan yang terbaik dengan harapan dapat hidup.


Opname

Check-up pertamaku setelah mulai SMU. Butuh dua jam walaupun kami lewat jalan tol, jadi kami berangkat pagi-pagi.
Aku pikir aku akan menuliskan beberapa hal yang ingin kusampaikan pada dokter.
1. Semakin sulit bagiku untuk berjalan. Aku jatuh jika tidak bertumpu pada sesuatu. Sangat sulit mengangkat kakiku.
2. Aku mulai tersedak jika makan atau minum tergesa-gesa.
3. Aku sering menertawai diriku (Seperti serangai. Aku baru sadar ketika saudara laki-lakiku bertanya apa yang lucu).
4. Apa penyakit yang kumiliki?

Setelah menunggu sekian lama seperti biasa, aku diperiksa oleh seorang dokter tua dan tiga dokter muda. Kutebak untuk memeriksa kemampuan atletikku, aku harus meluruskan dan menekuk kakiku, memukul lututku, dan berjalan seperti biasa.

Mama dengan singkat memberitahu yang telah kutulis sebelumnya kepada dokter dan juga memberitahu aku masuk SMU biasa dengan bantuan teman-teman dekatku.

Setelah pemeriksaan dokter berkata, “Kamu diopname selama libur musim panas untuk pengobatan dan juga kita dapat melakukan beberapa tes. Silakan urus prosedur opname sebelum pulang hari ini.”

Eeee aku akan diopname? Oh tidak. Jika aku dapat melewati ini maka aku akan sembuh! Aku dapat dengan mudah menerimanya seperti ini, tapi aku benar-benar cemas apa yang akan terjadi pada badanku.
Rasanya seperti di ujung tanduk. Keadaan akan memburuk kecuali kita segera memperbaikinya. Aku takut. Aku disuruh menunggu hingga aku diopname untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan keempat.

Dalam perjalanan pulang aku bertanya pada mama.
“Apakah Nagodai (Nagoya Daigaku Fuzoku Byouin) rumah sakit yang bagus? Apakah mereka akan menyembuhkanku? Ini adalah libur musim panas pertamaku di SMU dan aku ingin melakukan banyak hal, jadi aku ingin diopname sebentar saja.”
“Aya, pastikan untuk menulis hal-hal yang kamu perhatikan mengenai badanmu. Tidak peduli seberapa kecil itu. Ini akan membantu pengobatanmu. Dengan demikian masa opnamemu mungkin dapat dipersingkat. Jika kamu pikirkan masa opname ini sebagai periode yang singkat dalam hidupmu, kamu dapat mengingat hal ini sebagai pengalaman yang baik. Ngomong-ngomong, mama hanya bisa mengunjungimu pada hari Minggu, jadi kamu harus mencuci bajumu sendiri, tanpa terlalu memaksakan dirimu. Mama akan membelikanmu banyak pakaian dalam, tapi ketika kamu sampai di rumah, mulailah menulis hal-hal yang kamu butuhkan dan berkemaslah.”

Dalam perjalanan, kami keluar di persimpangan Okazaki dan berhenti di rumah bibi (adik perempuan mama). Aku mulai menangis ketika mendengar mama menjelaskan kondisiku padanya.

“Aku mau menyembuhkannya tak peduli berapapun biayanya. Jika Meidai Byouin tidak bisa melakukannya, aku akan pergi ke Tokyo atau Amerika atau mencari tempat dimana seseorang dapat menyembuhkannya.”
Lalu bibi menjawab, “Aya-chan, kamu akan segera sembuh kan? Sekarang ini kebanyakan penyakit dapat disembuhkan dan lagi kamu masih sangat muda. Tapi, kamu harus percaya dan katakan pada dirimu “Aku akan membaik.” Jika kamu hanya duduk di sini dan menangis maka bahkan obat terbaik pun tidak akan berguna. Aku akan rutin mengunjungimu. Jika kau butuh sesuatu, telepon saja aku. Aku akan segera datang, jadi jangan kuatir dan tunggulah di sana.” Beliau mengeluarkan tissue dan berkata, “Ayo, usap hidungmu dan minum jus ini. Jus ini akan terasa asin jika ada air mata yang masuk ke dalam,” dan membuatku tertawa.

Aku tahu masih dua bulan lamanya, tapi waktu, tolong, berhentilah! Penyakit Aya, tolong berhentilah juga!

--------------------------------------------------------------------------
note: byouin=rumah sakit
Fiuh... Akhirnya Bab II sudah usai. Bab III akan segera diupload.

Kalo misalnya kaskuser dihadapkan pada kondisi seperti Aya?
Punya kondisi badan yang sakit, tapi kaskuser ga tau penyakit apa yg kaskuser hadapi?


Bab III – Awal Penderitaan (16 Tahun)

Kehidupanku di Rumah Sakit

Kehidupan baruku, pertama kalinya jauh dari rumah, dimulai.
Aku ada di kamar dengan seorang wanita yang kelihatannya berumur sekitar 50 tahun. Mama berkata, “Hormat saya untuk Anda,” jadi aku membungkukkan kepalaku padanya. Dia terlihat seperti seorang wanita pendiam dengan sorot mata yang meniratkan kesepian. Aku gugup tidak mengetahui kehidupan seperti apa yang menungguku.
Di siang hari, aku berjalan-jalan dengan wanita itu. Kami duduk di bangku di bawah pohon cherry yang sedang mekar. Sinar mentari terlihat seperti menari di antara dedaunan. Karena aku rabun jauh, aku tidak dapat melihat dengan jelas tapi aku bisa merasakan “keindahan” di antara dedaunan hijau dan cahaya.
Lalu aku merasakan “keganjilan” di dedaunan yang ditiup angin.
Aku mulai terbiasa dengan kehidupan di rumah sakit, tetapi lampu yang padam jam 9 dan makan malam di jam 4.30 adalah terlalu cepat.
Langkah telah berubah, dan hari sepertinya berlari melewatiku.

Aku harus menjalani banyak tes, seperti elektromiogram (oww.... ini menyakitkan!!), elektrokardiogram, x-ray, dan tes pendengaran.
Aku dibawa dari satu tempat ke tempat lain di rumah sakit yang besar ini, yang mudah membuat tersesat. Aku tidak tahan berdiri di lorong yang gelap. Itu bahkan membuat moodku semakin gelap.

Dokterku, Yamamoto Hiroko Sensei (sekarang seorang profesor di Fujita Hokeneisei Daigaku di Shinkeinaika) akhirnya berkata aku harus disuntik agar aku membaik. Untuk melihat kondisi sebelum dan sesudah disuntik, kami merekam jalanku, menaiki tangga, mengancing, dalam kamera 16mm.

Aku bertanya-tanya akan seperti apakah diriku ketika aku dewasa, atau sebenarnya aku dapat menjadi apa?
Ada tiga persyaratan yang harus kupenuhi:
1. sesuatu yang tidak melibatkan tubuhku,
2. sesuatu yang dapat kulakukan dengan menggunakan otakku,
3. sesuatu yang memberikanku bayaran yang pantas.

Ini sulit. Aku bertanya-tanya apakah ada pekerjaan yang memenuhi semua persyaratan ini.
Beberapa dokter muda bermain denganku. Berjingkat! Tutup matamu! Dapatkah kau melakukannya? Lalu sesuatu mengenai panggulku... Seusai itu, mereka bertanya, “Apakah menyenangkan?” Aku tidak dapat berhadapan dengan ini. Aku ingin berteriak, aku bukan kelinci penelitian, berhentilah!

Minggu, hari yang kunantikan akhirnya tiba. Mama dan kedua saudariku datang. Kami semua pergi ke atap untuk mencuci. Langit biru sangat indah. Awannya putih dan cantik. Anginnya sedikit hangat, tapi tetap terasa menyenangkan. Aku merasa seperti manusia lagi. Mereka mengambil sedikit cairan tulang belakangku. Kepalaku sakit. Sangat sakit. Apakah ini karena suntikan?

Keluarga Michan (keluarga adik laki-laki mama) datang. Mata kakekku merah. Aku berniat memberitahukannya, tapi tak bisa dan jadi aku melotot... lalu kakek bilang, “Apakah aku kelihatan aneh? Aku mendapatkannya waktu kerja dan begadang kemarin.”
Warnanya sangat hitam sehingga aku merasa tidak enak. Matanya seperti kelinci. Sepertinya beliau habis menangis.
“Aya, berjuanglah. Aku akan membawakan beberapa makanan enak untukmu lain kali. Kamu mau apa?”
“Aku mau buku. Kanashimiyo Konnichiwa (Hello sadness)-nya Sagan. Aku sudah ingin membacanya.”

Aku pergi ke ruangan psikoterapi di bawah tanah.
Aku akan menjalankan tes dari PT. Kawabashi dan Imaeda (PT=psikoterapis).
Pada waktu itu aku mengucapkan sesuatu yang bodoh. Aku tak percaya aku mengatakan pada mereka kalau aku suka B. Jepang dan B. Inggris dan aku punya kepercayaan pada kedua topik ini, dan nilaiku adalah yang terbaik di kelas. Ini sebaiknya terakhir kalinya aku membual mengenai nilaiku... membuatku kelihatan menyedihkan dan membuatku ingin merampok bank atau lainnya. Dalam banyak kasus, kau tidak bisa benar-benar menentukan seberapa pintar dirimu hanya berdasarkan nilai di rapor.
PT. Kawabashi bilang dulu dia adalah pembuat onar di sekolah.
Sebenarnya, menuruku itu lebih baik... lebih sehat.
Aku masih muda dan lihat badanku...
Aku merasa sangat sedih sehingga air mataku mulai bercucuran.
Aku seharusnya tidak mengatakan apapun lagi. Setelah membaca yang kuinginkan adalah menulis, aku merasa lebih baik.

Alasan mengapa aku belajar sangat giat adalah ini satu-satunya yang dapat kulakukan dengan baik. Jika kau mengambil belajar dariku, yang tertinggal hanyalah badan yang tak berguna ini. Aku tidak ingin merasa seperti ini.
Ini menyedihkan dan kasar, tapi inilah kenyataannya.
Aku tidak peduli jika aku bodoh. Aku hanya ingin badan yang sehat.


---------------------------------------------------------------------------
Finally...
Bab III dimulai.
Kita yang ga tau gimana rasanya sakit ga akan pernah menghargai kesehatan.
Berbeda dengan mereka yang sudah merasakan sakit..